Algoritma Jadi Mak Comblang: Cinta Sejati atau Sekadar Angka?

Dipublikasikan pada: 13 Sep 2025 - 00:40:10 wib
Dibaca: 135 kali
Gambar Artikel
Jantung berdebar, telapak tangan berkeringat. Bukan karena bertemu gebetan, melainkan karena notifikasi di aplikasi kencan berbunyi: "Kami menemukan kecocokan yang sempurna untukmu!" Di balik layar, algoritma canggih bekerja keras, menganalisis data demi data, mencari benang merah kesamaan minat, hobi, bahkan keyakinan. Pertanyaannya, bisakah cinta sejati benar-benar ditemukan melalui sederetan angka dan kode?

Lahirnya aplikasi kencan telah mengubah lanskap percintaan modern. Dulu, perjodohan mungkin dilakukan oleh orang tua, teman, atau bahkan kebetulan. Sekarang, peran itu diemban oleh algoritma yang dirancang untuk memprediksi kompatibilitas. Mereka menyaring jutaan profil, mengidentifikasi pola, dan mencocokkan individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Namun, sejauh mana algoritma dapat memahami kompleksitas emosi manusia?

Algoritma bekerja berdasarkan data yang diberikan pengguna. Informasi tentang usia, lokasi, pendidikan, pekerjaan, minat, hingga preferensi hubungan diolah dan dibandingkan dengan profil lain. Beberapa aplikasi bahkan menggunakan kuesioner kepribadian untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam. Semakin lengkap dan jujur data yang diberikan, semakin akurat pula hasil yang dijanjikan.

Namun, di sinilah letak permasalahannya. Manusia adalah makhluk yang kompleks dan multidimensional. Kecocokan tidak hanya ditentukan oleh kesamaan hobi atau tingkat pendidikan yang setara. Ada faktor-faktor tak terduga seperti chemistry, intuisi, dan nilai-nilai yang mendasari tindakan yang sulit untuk dikuantifikasi dalam bentuk data.

Algoritma memang dapat membantu mempersempit pilihan dan memperkenalkan kita pada orang-orang yang secara teori cocok. Bayangkan, tanpa aplikasi kencan, mungkin kita tidak akan pernah bertemu dengan seseorang yang tinggal di kota lain atau memiliki lingkaran pertemanan yang berbeda. Algoritma membuka peluang baru dan memperluas jaringan sosial, yang tentu saja merupakan keuntungan tersendiri.

Namun, terlalu bergantung pada algoritma juga dapat membawa konsekuensi negatif. Terjebak dalam siklus swiping, menilai seseorang hanya berdasarkan foto profil dan deskripsi singkat, dapat mengikis kemampuan kita untuk melihat lebih dalam dan memberikan kesempatan pada orang-orang yang mungkin tidak sesuai dengan kriteria ideal yang kita tetapkan.

Selain itu, algoritma seringkali didesain untuk memaksimalkan engagement. Artinya, mereka cenderung menampilkan profil yang akan membuat kita terus menggunakan aplikasi tersebut, bukan selalu profil yang paling cocok untuk jangka panjang. Hal ini dapat memicu kecanduan dan rasa tidak puas yang kronis, karena kita selalu merasa ada opsi yang "lebih baik" di luar sana.

Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi peran algoritma dalam percintaan? Kuncinya adalah keseimbangan. Manfaatkan teknologi sebagai alat bantu untuk memperluas jaringan dan menemukan orang-orang yang memiliki potensi untuk menjadi pasangan. Namun, jangan biarkan algoritma menggantikan intuisi dan penilaian pribadi.

Ingatlah bahwa data hanyalah representasi permukaan. Cinta sejati tidak dapat diukur dengan angka. Ia membutuhkan komunikasi yang jujur, empati, pengertian, dan komitmen untuk membangun hubungan yang bermakna. Setelah bertemu dengan seseorang yang menarik perhatian melalui aplikasi kencan, luangkan waktu untuk benar-benar mengenal mereka di dunia nyata. Lihatlah bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, bagaimana mereka menghadapi tantangan, dan apa yang benar-benar penting bagi mereka.

Pada akhirnya, algoritma hanyalah alat. Keberhasilan menemukan cinta sejati tetap bergantung pada diri kita sendiri. Gunakan teknologi dengan bijak, tetap terbuka terhadap kemungkinan yang tak terduga, dan jangan pernah berhenti percaya pada kekuatan hati. Cinta mungkin menemukan jalannya melalui kode, tetapi ia berkembang dan bersemi melalui sentuhan manusiawi yang tulus. Jadi, berhentilah terlalu lama menatap layar, dan mulailah menatap mata orang di depanmu. Mungkin di sanalah cinta sejatimu bersembunyi, bukan di balik deretan angka.

Baca Artikel Lainnya

← Kembali ke Daftar Artikel   Registrasi Pacar-AI