Cinta, Data, dan Janji yang Terenkripsi Selamanya

Dipublikasikan pada: 01 Oct 2025 - 01:40:15 wib
Dibaca: 125 kali
Kilau layar laptop memantul di iris mata Anya, menciptakan efek bintang-bintang kecil yang berkedip. Jari-jarinya menari di atas keyboard, merangkai kode demi kode. Di ruang kerjanya yang sempit, aroma kopi bercampur dengan aroma kertas dan elektronik, sebuah simfoni yang menenangkan bagi jiwanya yang gelisah. Anya adalah seorang pengembang perangkat lunak jenius, otak di balik aplikasi kencan revolusioner bernama "SoulSync." Aplikasi ini tidak hanya mencocokkan preferensi dangkal seperti hobi dan minat, tetapi juga menganalisis data psikologis mendalam, mencari kompatibilitas di tingkat inti kepribadian.

SoulSync adalah mahakaryanya, puncak dari penelitian bertahun-tahun. Namun, ironisnya, sang pencipta sendiri masih terdampar di pulau kesendirian. Anya terlalu tenggelam dalam algoritmanya, terlalu fokus pada logika, hingga lupa bahwa cinta seringkali tidak logis, tidak terduga, dan membutuhkan keberanian untuk diterjemahkan ke dunia nyata.

Suatu malam, saat Anya sedang memoles algoritma baru untuk mendeteksi kebohongan dalam profil pengguna, sebuah notifikasi muncul. Bukan notifikasi teknis, melainkan pesan dari SoulSync: "Potensi Kecocokan Tinggi." Anya tertegun. Sejak kapan SoulSync bisa mengidentifikasi kecocokan untuk dirinya sendiri?

Dia mengklik profil yang direkomendasikan. Namanya, Kai. Fotografer lepas dengan mata teduh dan senyum yang menyimpan sejuta cerita. Profilnya penuh dengan kutipan puitis dan foto-foto lanskap yang memukau. Anya jarang tertarik pada profil di SoulSync, tetapi ada sesuatu tentang Kai yang menariknya. Analisis SoulSync menunjukkan skor kecocokan 98%, angka yang belum pernah dilihat Anya sebelumnya.

Anya ragu. Apakah ini kesalahan algoritma? Atau mungkin, SoulSync benar-benar menemukan seseorang untuknya? Dia menghabiskan beberapa hari berikutnya mempelajari profil Kai secara detail. Dia membaca setiap postingan blognya, mengagumi setiap fotonya. Semakin dia tahu tentang Kai, semakin dia merasa tertarik.

Akhirnya, Anya memberanikan diri untuk mengirim pesan. Sederhana saja: "Hai Kai, saya Anya. Saya kebetulan adalah pengembang SoulSync."

Balasan Kai datang dengan cepat: "Anya! Saya sudah lama penasaran siapa di balik keajaiban ini. Saya suka SoulSync. Ini satu-satunya aplikasi kencan yang terasa... nyata."

Mereka mulai mengobrol setiap hari. Kai menceritakan tentang petualangannya menangkap momen-momen indah di seluruh dunia, Anya berbagi tentang kompleksitas kode dan mimpi-mimpinya. Mereka tertawa, berdebat, dan saling belajar. Anya merasa nyaman berbagi ketidaksempurnaannya dengan Kai, sesuatu yang jarang dia lakukan dengan orang lain.

Setelah beberapa minggu, Kai mengundang Anya untuk bertemu. Anya gugup. Bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi? Bagaimana jika dia tidak secantik fotonya? Bagaimana jika mereka tidak memiliki kesamaan seperti yang ditunjukkan SoulSync?

Anya bertemu Kai di sebuah kedai kopi kecil yang nyaman. Saat dia melihatnya, semua keraguannya menguap. Kai lebih tampan dari fotonya. Matanya yang teduh memancarkan kehangatan, dan senyumnya benar-benar menular.

Mereka berbicara selama berjam-jam, tentang segala hal dan tidak sama sekali. Anya merasa seperti dia mengenal Kai seumur hidupnya. Mereka tertawa terbahak-bahak, berbagi cerita memalukan, dan mendiskusikan impian masa depan. Anya menyadari bahwa SoulSync mungkin telah menemukan mereka, tetapi chemistry mereka adalah sesuatu yang tidak dapat diprogram.

Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka berkembang. Mereka menjelajahi kota bersama, menonton film di bawah bintang-bintang, dan berbagi rahasia di tengah malam. Anya mulai melupakan kesendiriannya, mulai merasakan kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Suatu malam, saat mereka sedang duduk di balkon apartemen Kai, menatap lampu-lampu kota yang berkilauan, Kai meraih tangan Anya. "Anya," katanya dengan suara lembut, "Saya tahu ini mungkin terlalu cepat, tapi saya jatuh cinta padamu."

Anya terdiam. Dia merasakan jantungnya berdebar kencang. "Saya juga, Kai," bisiknya.

Kai tersenyum dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Anya terkejut. Apakah ini...?

Kai membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah cincin sederhana namun elegan. "Anya," katanya, "Saya tidak punya kode atau algoritma rumit untuk menjanjikanmu kebahagiaan abadi. Tapi saya bisa menjanjikanmu cinta yang jujur, kesetiaan yang tak tergoyahkan, dan komitmen untuk menjalani hidup bersamamu, selamanya. Maukah kamu menikah denganku?"

Anya menangis. Bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan yang luar biasa. "Ya," katanya dengan suara tercekat. "Ya, Kai, aku mau."

Kai memasangkan cincin itu di jari Anya. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah USB drive kecil. "Ini," katanya, "adalah kode untuk janji kita."

Anya bingung. "Kode?"

"Ya," kata Kai. "Saya membuat program kecil yang mengenkripsi janji kita. Janji untuk saling mencintai, menghormati, dan menjaga satu sama lain, selamanya. Kode ini akan dienkripsi dengan kunci yang hanya kita berdua yang tahu. Janji kita akan terenkripsi selamanya."

Anya tertawa. Hanya Kai yang bisa melamar dengan cara seaneh dan seindah ini. Dia mengambil USB drive itu dan mencolokkannya ke laptopnya. Dia membuka program yang dibuat Kai dan melihat baris-baris kode yang rumit. Di bagian atas, terdapat pesan yang ditulis dalam bahasa pemrograman: "Cinta, Data, dan Janji yang Terenkripsi Selamanya."

Anya tersenyum. Dia tahu bahwa cinta tidak dapat diukur dengan algoritma, atau dienkripsi dengan kode. Tetapi dia juga tahu bahwa cinta bisa diperkuat oleh teknologi, bisa diabadikan dalam bentuk digital.

Dia mencetak kode itu dan menyimpannya di dompetnya. Dia tahu bahwa dia akan membawa kode itu bersamanya, ke mana pun dia pergi, sebagai pengingat akan cinta sejatinya, cinta yang ditemukan oleh data, tetapi dirayakan dengan hati. Cinta yang tidak mungkin ada tanpa bantuan algoritma SoulSync, namun menjadi abadi karena janji yang dienkripsi, sebuah janji yang akan mereka pegang teguh selamanya. Malam itu, Anya tidak hanya menemukan cinta sejatinya, tetapi juga menemukan cara untuk mengabadikannya, sebuah perpaduan sempurna antara teknologi dan asmara, sebuah bukti bahwa cinta, bahkan di era digital, tetaplah kekuatan yang paling kuat.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI