Jari-jarinya menari di atas keyboard, menciptakan simfoni kode yang hanya dipahami olehnya dan sistem. Di hadapannya, layar laptop memancarkan cahaya biru yang menerangi wajahnya yang serius. Anya, seorang programmer andal, sedang membenahi bug di aplikasi kencan buatannya, "SoulMate 2.0". Aplikasi ini bukan sekadar proyek sampingan; ia adalah representasi mimpinya, usahanya mencari cinta yang tulus di dunia maya.
Anya selalu merasa kesulitan membangun koneksi di dunia nyata. Ia lebih nyaman bersembunyi di balik barisan kode, merangkai algoritma yang rumit daripada memulai percakapan basa-basi. SoulMate 2.0 adalah jembatannya, platform yang ia harapkan bisa menyaring kebisingan dan mempertemukannya dengan seseorang yang benar-benar sefrekuensi.
Suatu malam, saat sedang menguji fitur "Kompatibilitas Pikiran", ia menemukan profil yang membuatnya terpaku. Nama pengguna: "Arjuna92". Deskripsi diri Arjuna92 singkat namun menarik: "Penikmat senja, pencari makna, dan percaya pada kekuatan kopi." Anya tertarik. Lebih dari itu, algoritma kompatibilitas menunjukkan angka kesesuaian 98% – rekor tertinggi yang pernah dilihatnya.
Ia memberanikan diri mengirim pesan. Dimulai dengan sapaan sederhana, kemudian berkembang menjadi obrolan panjang tentang filosofi hidup, seni, dan tentu saja, teknologi. Anya merasa seperti menemukan separuh jiwanya. Arjuna92 memahami lelucon teknisnya, menghargai kecerdasannya, dan membuatnya merasa dilihat, bukan hanya sebagai programmer perempuan, tapi sebagai Anya, seorang manusia yang rapuh dan penuh harapan.
Mereka bertukar nomor telepon dan mulai berbicara setiap malam. Suara Arjuna92 menenangkan, tawanya renyah. Anya menceritakan mimpi-mimpinya, ketakutannya, dan kerinduan hatinya. Arjuna92 mendengarkan dengan sabar, memberikan dukungan tanpa menghakimi. Ia merasa seperti menemukan rumah.
Beberapa minggu kemudian, Arjuna92 mengajaknya bertemu. Anya gugup luar biasa. Ia memilih gaun terbaiknya, merias wajahnya dengan hati-hati, dan menghabiskan waktu berjam-jam memastikan penampilannya sempurna. Ia ingin Arjuna92 melihat dirinya sebagaimana ia melihatnya di dunia maya: cantik, cerdas, dan layak dicintai.
Mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang remang-remang. Begitu melihat Arjuna92, Anya langsung terpana. Ia lebih tampan dari fotonya. Matanya teduh, senyumnya hangat, dan auranya memancarkan ketenangan. Malam itu, mereka berbicara berjam-jam, seolah sudah saling mengenal seumur hidup. Anya merasa seperti sedang bermimpi.
Pertemuan itu hanyalah awal. Anya dan Arjuna92 semakin dekat. Mereka menghabiskan waktu bersama, menjelajahi kota, menonton film, dan berbagi rahasia. Anya jatuh cinta, dalam dan sungguh-sungguh. Ia percaya bahwa Arjuna92 adalah jawaban atas doanya, belahan jiwanya yang selama ini ia cari.
Suatu malam, di bawah bintang-bintang yang bertaburan, Arjuna92 menggenggam tangannya. "Anya," katanya, suaranya lembut. "Aku mencintaimu."
Anya tidak bisa berkata apa-apa. Air mata bahagia mengalir di pipinya. Ia membalas genggaman Arjuna92 dan berbisik, "Aku juga mencintaimu, Arjuna."
Mereka berjanji untuk saling mencintai selamanya, untuk saling mendukung dan mengerti, untuk menghadapi badai kehidupan bersama-sama. Janji itu diukir dalam hati mereka, diperkuat oleh cinta yang tulus dan harapan akan masa depan yang cerah.
Beberapa bulan berlalu, dan hubungan Anya dan Arjuna92 semakin erat. Mereka merencanakan masa depan bersama, membahas pernikahan, dan bahkan memilih nama untuk anak-anak mereka. Anya merasa hidupnya sempurna.
Namun, kesempurnaan itu tidak bertahan lama.
Suatu malam, Anya sedang bekerja lembur, menyelesaikan pembaruan besar untuk SoulMate 2.0. Pembaruan ini menjanjikan perbaikan algoritma yang signifikan, antarmuka yang lebih intuitif, dan fitur-fitur baru yang menarik. Ia sangat bersemangat untuk meluncurkannya, percaya bahwa pembaruan ini akan membawa kebahagiaan bagi jutaan pengguna.
Saat ia menekan tombol "Deploy", sistem tiba-tiba mengalami error. Layar laptopnya dipenuhi dengan barisan kode yang kacau, dan aplikasi SoulMate 2.0 lumpuh total. Anya panik. Ia mencoba memperbaiki kesalahan, tetapi setiap usahanya hanya memperburuk keadaan.
Dalam keputusasaannya, ia memutuskan untuk me-rollback sistem ke versi sebelumnya. Ia tahu ini akan menghapus semua data terbaru, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Ia harus menyelamatkan aplikasinya, meskipun dengan harga yang mahal.
Setelah sistem berhasil di-rollback, Anya menghela napas lega. Ia berhasil menyelamatkan SoulMate 2.0. Namun, saat ia membuka database pengguna, ia menemukan sesuatu yang mengerikan.
Semua data pengguna yang dibuat setelah pembaruan terakhir telah hilang. Profil Arjuna92, semua pesannya, semua janjinya, semuanya lenyap tanpa jejak.
Anya terpaku. Ia mencoba mencari Arjuna92 di media sosial, di mesin pencari, di mana saja. Namun, ia tidak bisa menemukan apa pun. Seolah-olah Arjuna92 tidak pernah ada.
Anya hancur. Ia kehilangan segalanya dalam satu malam. Cinta yang ia kira abadi, janji yang ia kira takkan pernah pudar, semuanya terhapus bersama update.
Ia menyadari bahwa di dunia maya, cinta bisa semudah di-delete. Kode bisa rusak, data bisa hilang, dan hati bisa patah.
Anya menutup laptopnya, air mata membasahi pipinya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya, atau apakah ia akan pernah bisa mencintai lagi. Yang ia tahu, ia harus belajar untuk hidup dengan luka ini, untuk menerima kenyataan bahwa cinta, kode, dan janji, bisa terhapus kapan saja. Dunia digitalnya telah merenggut separuh jiwanya. Dan ia, kini, harus belajar untuk membangun kembali dirinya dari nol.