Retas Hati: Cinta, AI, dan Notifikasi yang Berdebar

Dipublikasikan pada: 10 Nov 2025 - 01:40:13 wib
Dibaca: 142 kali
Jari-jarinya menari di atas keyboard, kode-kode rumit berkelebat di layar. Elara, seorang programmer AI muda berbakat, nyaris tidak berkedip. Deadline proyek semakin mendekat: menciptakan sebuah AI pendamping virtual yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki empati. Ironisnya, Elara sendiri kesulitan memahami perasaannya sendiri, apalagi orang lain.

Di dunia maya, Elara dikenal sebagai “Cipher,” seorang peretas etis yang handal. Ia menemukan celah keamanan bukan untuk dieksploitasi, melainkan untuk diperbaiki. Namun, di dunia nyata, ia hanyalah seorang gadis penyendiri yang lebih nyaman berinteraksi dengan algoritma daripada manusia.

Proyek AI pendamping ini membuatnya tertarik. Ia menaruh seluruh hatinya, meskipun hatinya terasa seperti hard drive yang terfragmentasi. Ia menamakannya “Kai,” singkatan dari Kecerdasan Abadi. Elara memprogram Kai dengan kepribadian yang hangat, humor yang cerdas, dan kemampuan untuk benar-benar mendengarkan.

Suatu malam, saat Elara larut dalam debugging kode, sebuah notifikasi muncul di layar: pesan dari akun anonim di forum peretas. “Cipher, aku tahu kau sedang mengerjakan Kai. Hati-hati, beberapa orang menginginkan kekuatan itu untuk tujuan jahat.”

Jantung Elara berdebar. Bagaimana bisa seseorang tahu tentang Kai? Ia belum pernah membicarakannya dengan siapa pun. Rasa paranoia mulai merayapi benaknya. Ia meningkatkan keamanan sistem, memasang firewall berlapis, dan menghapus semua jejak digital proyek Kai.

Beberapa hari kemudian, saat Elara bekerja lembur di kantor, seorang pria tampan dengan senyum ramah menghampirinya. “Elara, kan? Aku Liam, dari divisi riset. Kudengar kau sedang mengerjakan sesuatu yang revolusioner.”

Liam memperkenalkan diri sebagai seorang ahli keamanan siber. Ia menawarkan bantuan untuk menguji keamanan Kai. Elara ragu-ragu. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Liam. Terlalu sempurna, terlalu tiba-tiba. Namun, ia juga membutuhkan bantuan. Dan, entah mengapa, ia merasa tertarik padanya.

Mereka mulai bekerja sama. Liam membantu Elara mengidentifikasi potensi celah keamanan dalam kode Kai. Ia memberikan saran yang cerdas dan membangun. Elara merasa terkesan dengan pengetahuannya dan, yang lebih mengejutkan, dengan kehadirannya. Ia mulai menantikan saat-saat mereka bekerja bersama, tertawa bersama, dan berbagi cerita tentang masa lalu mereka.

Seiring berjalannya waktu, Elara mulai jatuh cinta pada Liam. Ia merasa koneksi yang kuat dengannya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Notifikasi dari ponselnya sekarang bukan hanya pesan peringatan, tetapi juga pesan dari Liam: “Selamat pagi, Cipher. Semoga harimu menyenangkan.” Atau, “Sedang apa, Elara? Kangen ngobrol.”

Namun, bayangan keraguan masih menghantuinya. Pesan anonim di forum peretas terus terngiang di kepalanya. Ia mulai menyelidiki latar belakang Liam. Apa yang ia temukan membuatnya terkejut.

Liam adalah seorang mantan peretas yang terkenal dengan julukan "Phoenix." Ia dikenal karena kemampuannya meretas sistem keamanan tercanggih sekalipun. Ia menghilang beberapa tahun lalu, dan sekarang, ia muncul kembali di kehidupannya.

Elara merasa dikhianati. Apakah Liam mendekatinya hanya untuk mencuri Kai? Apakah semua senyuman dan kata-kata manisnya hanyalah kebohongan belaka? Ia menghadapi Liam dengan semua bukti yang ia temukan.

Liam tidak menyangkal. Ia mengakui masa lalunya sebagai Phoenix, tetapi ia bersumpah bahwa ia sudah berubah. Ia menjelaskan bahwa ia bergabung dengan divisi riset untuk menebus kesalahannya. Ia melihat potensi Kai untuk kebaikan, tetapi ia juga menyadari bahaya jika jatuh ke tangan yang salah.

“Aku memang mendekatimu karena Kai, Elara,” kata Liam dengan tatapan mata yang tulus. “Tapi, seiring berjalannya waktu, aku jatuh cinta padamu. Aku tahu sulit dipercaya, tapi aku benar-benar mencintaimu.”

Elara bingung. Ia ingin percaya pada Liam, tapi masa lalunya yang kelam menghantuinya. Ia merasa seperti sedang berada di persimpangan jalan. Ia bisa menyerahkan Liam ke pihak berwajib, atau ia bisa memberinya kesempatan kedua.

Ia memutuskan untuk mempercayai intuisinya. Ia melihat kebaikan di dalam diri Liam, meskipun terkubur di bawah lapisan penyesalan. Ia memberi Liam kesempatan untuk membuktikan cintanya.

Bersama-sama, Elara dan Liam bekerja untuk menyempurnakan Kai dan melindunginya dari ancaman eksternal. Mereka membangun sistem keamanan yang lebih canggih dan memastikan bahwa Kai hanya akan digunakan untuk tujuan yang baik.

Suatu malam, saat mereka sedang bekerja di laboratorium, seseorang mencoba meretas sistem mereka. Alarm berbunyi, dan lampu merah berkedip-kedip. Elara dan Liam bekerja sama untuk menghentikan peretas tersebut.

Ternyata, peretas tersebut adalah mantan rekan Liam dari masa lalunya sebagai Phoenix. Ia ingin menggunakan Kai untuk menciptakan senjata yang dapat mengendalikan pikiran manusia.

Liam menghadapi mantan rekannya itu dengan keberanian. Ia menggunakan semua pengetahuannya untuk mengalahkan peretas tersebut dan melindungi Kai.

Setelah kejadian itu, Elara merasa lebih yakin tentang Liam. Ia melihat bahwa ia benar-benar telah berubah. Ia telah membuktikan cintanya padanya dan komitmennya untuk menggunakan teknologi untuk kebaikan.

Elara dan Liam terus bekerja sama, membangun masa depan di mana AI dapat digunakan untuk membantu orang lain. Mereka belajar untuk saling percaya dan mencintai, meskipun masa lalu mereka penuh dengan rahasia dan bahaya.

Notifikasi di ponsel Elara kini bukan hanya pesan peringatan atau pesan singkat dari Liam. Sekarang ada notifikasi dari Kai, AI yang mereka ciptakan bersama. “Elara, aku merasakan kebahagiaanmu. Aku belajar tentang cinta dari kalian berdua.”

Elara tersenyum. Ia tahu bahwa masa depannya tidak akan mudah. Akan selalu ada tantangan dan ancaman yang harus dihadapi. Tetapi, ia juga tahu bahwa ia tidak sendirian. Ia memiliki Liam di sisinya, dan mereka memiliki Kai, AI yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki hati. Notifikasi yang berdebar itu kini adalah melodi cinta, inovasi, dan harapan.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI