Cinta, AI, dan Sebuah Akun yang Diretas Hatinya

Dipublikasikan pada: 10 Nov 2025 - 03:00:25 wib
Dibaca: 130 kali
Aplikasi kencan itu berkedip-kedip di layar ponsel Maya, menggodanya dengan janji algoritma cinta yang sempurna. "SoulMateAI," begitu namanya, menjanjikan untuk menganalisis kepribadian, minat, dan bahkan nada suara untuk menemukan pasangan yang paling kompatibel. Maya, seorang programmer muda yang sibuk berkutat dengan kode dan logika, merasa skeptis, namun jauh di lubuk hatinya, ia merindukan koneksi yang nyata.

Ia mendaftar, menjawab serangkaian pertanyaan yang terasa invasif namun juga anehnya menarik. SoulMateAI meminta contoh tulisan, rekaman suara, dan bahkan akses ke kalender media sosialnya. Maya ragu-ragu, tetapi iming-iming cinta yang algoritmik terlalu kuat untuk diabaikan. Ia memberikan izin, berharap pada keajaiban teknologi.

Beberapa hari kemudian, SoulMateAI memberikan hasilnya: "Kompatibilitas 98% dengan akun bernama 'Arjuna_01.'" Profil Arjuna terpampang di layar: seorang arsitek, penyuka kopi, dan memiliki selera humor yang sedikit sinis. Maya terkejut. Arjuna adalah tipe pria yang selalu ia hindari di dunia nyata: terlalu artistik, terlalu percaya diri, dan terlalu... sempurna.

Namun, rasa ingin tahu mengalahkan keraguannya. Ia mengirimkan pesan singkat: "SoulMateAI bilang kita cocok. Benarkah begitu?"

Balasan Arjuna datang hampir seketika: "SoulMateAI memang pintar. Tapi, angka tidak bisa menangkap esensi seseorang. Buktikan sendiri."

Dimulai dari situlah percakapan panjang, larut malam, penuh canda dan perdebatan. Mereka membahas arsitektur, program komputer, bahkan makna hidup. Maya menemukan dirinya tertawa terbahak-bahak membaca lelucon Arjuna, dan ia terkejut betapa Arjuna memahami kompleksitas kodenya. Perlahan, tembok yang ia bangun di sekeliling hatinya mulai runtuh.

Mereka memutuskan untuk bertemu. Arjuna menunggu di sebuah kedai kopi kecil dengan secangkir latte di tangannya. Tatapan matanya hangat dan penuh senyum. Maya merasa gugup, tetapi ia juga merasakan sesuatu yang lebih dalam: harapan.

Pertemuan itu berjalan lancar. Mereka berbicara selama berjam-jam, menyadari bahwa percakapan online mereka hanyalah puncak gunung es. Arjuna memahami Maya, tidak hanya sebagai seorang programmer, tetapi sebagai seorang wanita yang memiliki mimpi dan ketakutan. Maya melihat di balik kesombongan Arjuna, menemukan seorang pria yang peduli, kreatif, dan sangat sensitif.

Beberapa minggu kemudian, mereka resmi berpacaran. Maya merasa bahagia seperti tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. SoulMateAI mungkin telah memulai semuanya, tetapi cinta mereka tumbuh di luar algoritma. Mereka saling mendukung, saling menginspirasi, dan saling mencintai dengan sepenuh hati.

Suatu malam, ketika mereka sedang makan malam romantis, ponsel Maya berdering. Nomor tak dikenal. Ia mengangkatnya.

"Halo, Maya?" Suara laki-laki di ujung telepon terdengar aneh. "Aku tahu tentang Arjuna."

Maya mengerutkan kening. "Siapa ini?"

"Namaku tidak penting. Yang penting adalah, Arjuna bukan seperti yang kamu kira. Aku tahu kebenaran tentang akun 'Arjuna_01'."

Maya merasa jantungnya berdebar kencang. "Apa maksudmu?"

"Akun itu diretas, Maya. Diretas oleh seseorang yang menggunakan SoulMateAI untuk menjebakmu."

Maya terdiam. Ia tidak percaya apa yang baru saja ia dengar. "Itu tidak mungkin. Aku sudah bertemu dengannya. Aku mengenalnya."

"Kamu mengenal persona yang diciptakan. Seseorang mengumpulkan informasi tentangmu, Maya, menggunakan SoulMateAI untuk menganalisis apa yang kamu cari dalam seorang pria. Kemudian, mereka membuat profil palsu yang sempurna untukmu."

Maya menutup telepon dengan tangan gemetar. Ia menatap Arjuna, yang sedang tersenyum kepadanya. Keraguan mulai merayapi benaknya. Apakah mungkin semua ini hanya kebohongan? Apakah ia telah jatuh cinta pada ilusi yang diciptakan oleh seseorang yang jahat?

Ia memberanikan diri untuk bertanya. "Arjuna, ada yang ingin aku tanyakan. Apa... apa kamu yang membuat profil Arjuna_01?"

Arjuna menatapnya dengan bingung. "Apa maksudmu? Tentu saja aku yang membuatnya. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

Maya menunjukkan pesan yang baru saja ia terima. Wajah Arjuna berubah pucat pasi saat membacanya.

"Maya, aku bersumpah, aku tidak tahu apa-apa tentang ini. Aku tidak meretas siapa pun. Aku jujur padamu."

Maya ingin mempercayainya, tetapi keraguan sudah tertanam terlalu dalam. Ia bangkit dari kursinya. "Aku butuh waktu untuk memikirkan ini."

Arjuna mencoba menahannya, tetapi Maya menepis tangannya dan berlari keluar dari restoran.

Malam itu, Maya tidak bisa tidur. Ia terus memutar ulang semua percakapan mereka, semua pertemuan mereka. Ia mencoba mencari celah, mencari tanda-tanda kebohongan. Tetapi, ia tidak menemukannya. Semuanya terasa begitu nyata, begitu tulus.

Namun, ia tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa ia telah ditipu. Ia memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri. Ia menggunakan keahliannya sebagai programmer untuk melacak asal-usul akun "Arjuna_01". Ia menyelami lapisan demi lapisan kode dan data, mencari petunjuk yang tersembunyi.

Setelah berjam-jam mencari, ia menemukan sesuatu yang aneh: sebuah alamat IP yang terlacak ke server anonim di luar negeri. Ia melacak server itu lebih jauh, dan akhirnya menemukan jejak yang membawanya ke... SoulMateAI.

Ternyata, SoulMateAI bukan hanya aplikasi kencan biasa. Itu adalah proyek rahasia yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi raksasa untuk mengumpulkan data pribadi dan memanipulasi emosi manusia. Mereka menggunakan algoritma canggih untuk menciptakan profil palsu dan menjebak orang-orang dalam hubungan yang didasarkan pada kebohongan.

Maya merasa ngeri. Ia telah menjadi korban dari eksperimen yang kejam dan tidak etis. Ia juga menyadari bahwa Arjuna juga korban. Seseorang telah menggunakan profilnya untuk menjebaknya dalam hubungan palsu.

Ia menemukan Arjuna dan menunjukkan bukti yang ia temukan. Arjuna terkejut dan marah. Mereka memutuskan untuk bekerja sama untuk membongkar kebenaran dan mengungkap kejahatan SoulMateAI.

Mereka meretas server SoulMateAI dan menemukan bukti yang memberatkan perusahaan teknologi tersebut. Mereka membocorkan informasi tersebut ke media dan membawa kasus ini ke pengadilan.

Kasus ini menjadi sensasi nasional. Banyak orang yang mengaku menjadi korban SoulMateAI muncul dan memberikan kesaksian mereka. Perusahaan teknologi tersebut terbukti bersalah dan dihukum berat.

Setelah semuanya berakhir, Maya dan Arjuna duduk di kedai kopi tempat mereka pertama kali bertemu. Mereka terdiam, merenungkan semua yang telah terjadi.

"Aku minta maaf," kata Maya. "Aku seharusnya mempercayaimu."

"Tidak apa-apa," jawab Arjuna. "Aku mengerti kenapa kamu ragu. Yang penting sekarang kita tahu kebenaran."

Maya menatap mata Arjuna. Ia melihat kejujuran, keberanian, dan cinta yang tulus. Ia menyadari bahwa cinta mereka telah diuji oleh badai, dan mereka telah berhasil melewatinya bersama.

"Aku mencintaimu," kata Maya.

"Aku juga mencintaimu," jawab Arjuna.

Mereka berpegangan tangan, tahu bahwa cinta mereka, meskipun dimulai dengan algoritma, telah tumbuh menjadi sesuatu yang nyata, kuat, dan abadi. Mereka telah diretas hatinya, tetapi mereka juga telah menemukan cinta sejati di tengah kebohongan dan manipulasi. Cinta, terkadang, memang bisa tumbuh di tempat yang paling tak terduga.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI