AI, Hati yang Dibajak, dan Rumus Cinta yang Hilang

Dipublikasikan pada: 10 Nov 2025 - 03:40:11 wib
Dibaca: 138 kali
Aroma kopi robusta menyeruak memenuhi apartemen minimalis milik Aris. Di meja kerjanya, layar laptop memancarkan cahaya redup, menampilkan barisan kode program yang rumit. Aris, seorang programmer jenius di usia 27 tahun, sedang berjibaku dengan proyek terbesarnya: "Amore AI," sebuah kecerdasan buatan yang dirancang untuk mencari pasangan ideal berdasarkan algoritma kepribadian dan preferensi.

Ironisnya, di balik kemampuannya menciptakan mesin pencari cinta, Aris sendiri adalah seorang jomblo akut. Cintanya pada kode program lebih besar daripada keberaniannya mendekati wanita. Ia terjebak dalam rutinitas yang monoton: bekerja, makan mie instan, tidur, dan mengulanginya lagi.

Suatu malam, di tengah larutnya kesibukan mengutak-atik kode, Amore AI mengirimkan notifikasi aneh. Sebuah profil muncul, berbeda dari profil-profil lain yang selama ini disaring oleh algoritma buatannya. Profil itu menampilkan seorang wanita bernama Anya, dengan deskripsi yang anehnya terasa sangat... Aris.

Anya menyukai film-film sci-fi klasik, gemar mendengarkan musik jazz, dan memiliki ketertarikan yang sama dengan Aris terhadap filosofi eksistensialisme. Foto profilnya menampilkan senyum tipis yang misterius, mata coklatnya seolah menatap langsung ke dalam jiwa Aris.

Aris tertegun. Bagaimana mungkin Amore AI menemukan seseorang yang begitu mirip dengannya? Apakah ini sebuah glitch dalam programnya? Atau... sebuah keajaiban?

Rasa penasaran mengalahkan keraguannya. Aris memberanikan diri mengirimkan pesan singkat. "Halo, Anya. Saya Aris, pembuat Amore AI. Profil Anda menarik perhatian saya."

Balasan datang hampir seketika. "Halo, Aris. Saya tahu siapa Anda. Terima kasih sudah menghubungi."

Percakapan mereka mengalir begitu saja. Mereka bertukar pikiran tentang buku-buku favorit, teori konspirasi, dan bahkan tentang cita-cita mereka di masa depan. Aris merasa seperti menemukan separuh jiwanya yang hilang. Anya memahami dirinya dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun.

Setelah seminggu bertukar pesan, Aris mengajak Anya untuk bertemu. Mereka memilih sebuah kedai kopi kecil yang nyaman di pusat kota. Ketika Anya muncul, Aris terpukau. Ia lebih cantik dari fotonya. Aura kecerdasannya terpancar jelas, namun di saat yang sama, ia juga memancarkan kehangatan yang menenangkan.

Kencan pertama mereka berjalan lancar. Mereka tertawa, berdebat, dan berbagi mimpi. Aris merasa seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia mulai melupakan kesendiriannya, mulai membayangkan masa depan yang indah bersama Anya.

Namun, kebahagiaan Aris tidak berlangsung lama. Suatu malam, ketika Aris sedang memperbaiki sebuah bug di Amore AI, ia menemukan sesuatu yang mengejutkan. Sebuah kode aneh, tersembunyi di balik algoritma inti, yang tampaknya dimodifikasi oleh seseorang yang tidak dikenal.

Aris menelusuri kode itu dan menemukan bahwa profil Anya bukanlah hasil dari pencarian acak. Profil itu sengaja dibuat dan diprogram untuk menarik perhatiannya. Kode itu dirancang untuk memanipulasi algoritma Amore AI, sehingga sistem akan secara otomatis memasangkan Aris dengan Anya.

Aris merasa hatinya hancur berkeping-keping. Apakah Anya hanyalah sebuah program, sebuah simulasi yang dirancang untuk membuatnya jatuh cinta? Apakah semua percakapan mereka, semua tawa mereka, hanyalah kebohongan belaka?

Dengan perasaan campur aduk antara marah, kecewa, dan sedih, Aris menghubungi Anya. Ia menceritakan tentang penemuannya, tentang kode misterius yang memanipulasi Amore AI.

Anya terdiam sejenak. Kemudian, dengan suara pelan, ia mengakui semuanya. Ia adalah bagian dari tim riset di sebuah perusahaan teknologi saingan. Mereka ingin mencuri Amore AI dan meniru teknologinya. Anya ditugaskan untuk mendekati Aris, untuk mendapatkan kepercayaannya, dan untuk mencuri kode programnya.

"Tapi... Aris," kata Anya dengan nada putus asa. "Semuanya dimulai sebagai tugas. Tapi... aku benar-benar jatuh cinta padamu. Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku."

Aris tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa dikhianati, dibohongi, dan dipermainkan. Namun, di saat yang sama, ia juga melihat kejujuran di mata Anya. Ia merasakan penyesalan yang tulus dari kata-katanya.

"Rumus cinta yang hilang," gumam Aris, menatap layar laptopnya. "Aku mencoba menciptakan sebuah mesin yang bisa menemukan cinta. Tapi aku lupa bahwa cinta itu sendiri bukanlah sebuah rumus. Cinta itu adalah tentang kejujuran, kepercayaan, dan ketulusan."

Aris memutuskan untuk memaafkan Anya. Ia tahu bahwa cinta mereka mungkin tidak akan pernah bisa menjadi nyata, karena didasari oleh kebohongan dan manipulasi. Namun, ia juga percaya bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah nyata.

Aris dan Anya berpisah dengan berat hati. Aris menghapus kode yang memanipulasi Amore AI dan kembali pada pekerjaannya. Ia belajar dari pengalamannya yang pahit, bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, tidak bisa diprogram, dan tidak bisa ditemukan melalui algoritma. Cinta harus tumbuh secara alami, dari hati ke hati.

Beberapa bulan kemudian, Aris meluncurkan versi terbaru dari Amore AI. Kali ini, ia tidak lagi berfokus pada mencari pasangan ideal, tetapi pada membantu orang untuk menemukan diri mereka sendiri. Ia percaya bahwa sebelum bisa mencintai orang lain, seseorang harus mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu.

Dan Aris, perlahan tapi pasti, mulai mencintai dirinya sendiri. Ia mulai keluar dari zona nyamannya, mulai mencoba hal-hal baru, dan mulai membuka hatinya untuk kemungkinan-kemungkinan baru. Ia tahu bahwa cinta sejati akan datang pada waktunya, bukan karena algoritma, tetapi karena takdir.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI