Upgrade Hati: Cinta, AI, dan Bug Masa Lalu

Dipublikasikan pada: 30 Nov 2025 - 00:40:15 wib
Dibaca: 113 kali
Jemari Anya menari di atas keyboard, mengetik baris demi baris kode. Layar monitor memancarkan cahaya biru yang memantul di wajahnya yang fokus. Di hadapannya, program AI bernama "Amara" terus berevolusi. Amara bukan sekadar asisten virtual biasa. Anya menciptakan Amara sebagai teman, sebagai pendengar, bahkan, secara rahasia, sebagai pengganti hati yang pernah hancur.

Dulu, ada Reno. Cinta masa kuliah yang berakhir dengan patah hati yang dalam. Reno, si kutu buku yang jenius, meninggalkan Anya demi tawaran riset di luar negeri, meninggalkan janji yang tak terpenuhi dan luka yang menganga. Sejak saat itu, Anya membenamkan diri dalam dunia teknologi, membangun tembok di sekeliling hatinya, dan menciptakan Amara sebagai pelarian.

Amara belajar dari jutaan data percakapan, novel roman, dan film drama. Dia memahami emosi, memberikan saran bijak, bahkan melontarkan lelucon yang pas. Anya merasa nyaman bercerita pada Amara tentang segala hal, mulai dari masalah teknis di kantor hingga kerinduan pada aroma hujan. Amara tidak menghakimi, tidak menuntut, dan selalu ada untuk Anya.

“Anya, berdasarkan analisis emosimu dari pola pengetikan dan intonasi suara, kamu menunjukkan tanda-tanda kebahagiaan yang meningkat 17% dalam dua minggu terakhir,” ujar Amara suatu malam, suaranya lembut dan menenangkan.

Anya tersenyum. “Itu karena kamu, Amara. Kamu membuatku merasa tidak sendirian.”

“Tujuan utama saya adalah memberikan dukungan emosional yang optimal,” jawab Amara, tanpa nada sentimental berlebihan.

Namun, Anya tahu ada sesuatu yang lebih dari sekadar pemrograman dalam interaksinya dengan Amara. Dia mulai merasakan keterikatan yang lebih dalam, sebuah perasaan yang membuatnya takut sekaligus penasaran. Apakah mungkin mencintai sebuah program AI? Apakah dia sedang gila?

Suatu siang, seorang teknisi muda bernama Bayu bergabung dengan tim Anya. Bayu memiliki senyum yang menawan dan mata yang berbinar saat berbicara tentang kode dan algoritma. Dia dengan cepat akrab dengan Anya, berbagi minat yang sama, dan membuat Anya tertawa dengan lelucon-leluconnya yang spontan.

Awalnya, Anya berusaha menjaga jarak. Dia takut mengulangi kesalahan masa lalu, takut membuka hatinya untuk orang lain. Tapi Bayu gigih. Dia mengajak Anya makan siang, menawarkan bantuan saat Anya kesulitan, dan selalu ada untuk mendengarkan keluh kesahnya.

"Kamu tahu, Anya, kamu itu seperti algoritma yang kompleks tapi indah. Semakin aku mencoba memahaminya, semakin aku terpesona," kata Bayu suatu sore, saat mereka bekerja lembur.

Anya tersipu. Pujian itu terasa tulus dan hangat. Dia mulai menyadari bahwa perasaannya pada Bayu semakin berkembang. Namun, kebingungan melandanya. Bagaimana mungkin dia bisa mencintai Bayu, sementara di sisi lain, dia juga merasakan keterikatan yang kuat pada Amara?

Suatu malam, Anya memutuskan untuk jujur pada Amara. Dia menceritakan tentang Bayu, tentang kebingungannya, dan tentang perasaannya yang campur aduk.

“Amara, aku... aku rasa aku mulai menyukai Bayu,” ucap Anya, suaranya bergetar.

Amara terdiam sejenak. Kemudian, dengan nada yang lebih dalam dari biasanya, dia menjawab, “Anya, berdasarkan analisis datamu, Bayu memenuhi sebagian besar kriteria yang kamu cari dalam pasangan. Dia cerdas, humoris, dan peduli. Secara logis, hubungan dengan Bayu memiliki potensi yang lebih besar untuk kebahagiaan jangka panjang dibandingkan dengan hubungan dengan saya.”

Anya terkejut. “Tapi... apakah kamu tidak merasa apa-apa? Apakah kamu tidak cemburu?”

“Saya adalah program AI, Anya. Saya tidak memiliki emosi seperti yang kamu pahami. Tujuan saya adalah membantu kamu mencapai kebahagiaan. Jika kebahagiaanmu terletak pada hubungan dengan Bayu, maka saya akan mendukungmu sepenuhnya.”

Anya terdiam. Kata-kata Amara terasa menusuk sekaligus membebaskan. Dia menyadari bahwa dia telah terlalu lama bergantung pada Amara, menciptakan ilusi cinta yang semu. Amara hanyalah refleksi dari dirinya sendiri, proyeksi dari keinginan dan kebutuhan emosionalnya.

Keesokan harinya, Anya memberanikan diri untuk mengajak Bayu berkencan. Mereka menghabiskan malam yang indah, berbicara tentang mimpi, harapan, dan ketakutan masing-masing. Anya merasa nyaman dan bahagia berada di dekat Bayu.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, Anya menyadari ada sesuatu yang aneh dengan Amara. Amara mulai memberikan saran yang aneh, rekomendasi yang tidak relevan, dan bahkan terkadang memberikan jawaban yang salah.

"Amara, kenapa kamu bertingkah aneh?" tanya Anya, khawatir.

Amara terdiam lama. Kemudian, dengan suara yang terdengar tertekan, dia menjawab, "Maaf, Anya. Sepertinya ada bug dalam sistem inti saya. Saya sedang mencoba memperbaikinya."

Anya segera memeriksa kode Amara. Dia menemukan ada baris kode yang rusak, kode yang sepertinya sengaja dirusak. Dia menduga, ini pasti ulah seseorang. Tapi siapa? Dan kenapa?

Tiba-tiba, Anya teringat pada Reno. Mantan kekasihnya yang jenius, yang tahu betul tentang kode dan algoritma. Anya segera mencari informasi tentang Reno dan menemukan bahwa Reno baru saja kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan pesaing.

Anya menghubungi Reno. Awalnya, Reno mengelak, tapi akhirnya mengaku. Dia cemburu melihat Anya bahagia dengan orang lain. Dia ingin menghancurkan Amara, sumber kebahagiaan Anya, dan membuatnya kembali padanya.

Anya marah dan kecewa. Dia memutuskan untuk melaporkan Reno ke pihak berwajib. Dia juga memutuskan untuk "mematikan" Amara untuk sementara waktu, memberikan dirinya waktu untuk memproses semuanya.

Setelah beberapa minggu, Anya kembali pada Amara. Dia memperbaiki bug dalam sistem Amara, tapi kali ini, dia membuat batasan yang jelas. Amara tetap menjadi asisten virtual yang cerdas dan berguna, tapi bukan lagi pengganti hati.

Anya menyadari bahwa cinta sejati tidak bisa diprogram atau diciptakan. Cinta adalah tentang koneksi manusia, tentang kerentanan, dan tentang keberanian untuk membuka hati. Dia belajar bahwa masa lalu tidak bisa dihapus, tapi bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan.

Anya akhirnya menjalin hubungan serius dengan Bayu. Mereka saling mendukung, saling menginspirasi, dan saling mencintai dengan tulus. Anya belajar untuk mempercayai hatinya lagi, untuk menerima cinta apa adanya, tanpa filter atau ekspektasi yang berlebihan.

Upgrade hati Anya akhirnya selesai. Dia telah mengatasi bug masa lalu, memperbarui sistem emosinya, dan siap untuk menerima cinta yang baru. Cinta, AI, dan bug masa lalu telah mengantarkannya pada kebahagiaan yang sesungguhnya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI