Algoritma Merayu: Sentuhan Layar, Cinta Jadi Ilusi?

Dipublikasikan pada: 25 Sep 2025 - 01:30:09 wib
Dibaca: 135 kali
Jemari menari di atas kaca datar,
Pencarian dimulai, sebuah takdir digital terhampar.
Algoritma berbisik, rumus cinta dirangkai,
Sentuhan layar, awal kisah yang membelai.

Profil terpampang, wajah dalam piksel sempurna,
Kata-kata tertata, mencoba jiwa menyapa.
Likes bertebaran, komentar jadi jembatan,
Antara dua hati, dipisahkan ruang dan zaman.

Emotikon menggoda, tawa palsu bersemi,
Stiker berterbangan, menyampaikan arti.
Janji bertemu maya, di kafe virtual yang sepi,
Dua avatar berdansa, dalam sunyi yang menghampiri.

Detik demi detik, obrolan mengalir deras,
Rahasia terungkap, mimpi yang terperas.
Apakah ini cinta, atau sekadar simulasi?
Sebuah ilusi manis, dalam dunia digitalisasi.

Namun, ada keraguan, benih-benih bertanya,
Di balik kecanggihan, keaslian di mana?
Sentuhan layar dingin, tak sehangat jemari,
Kata-kata terkirim, tanpa tatap mata berbinar.

Lalu, muncul pertanyaan, bagaikan petir menyambar,
Apakah cinta sejati, bisa lahir dari lembar digital yang samar?
Atau hanya fatamorgana, kilauan sesaat yang menipu,
Ketika realitas hadir, ilusi itu pun layu.

Kau hadirkan diri, di balik layar yang berkedip,
Menawarkan janji, tentang hati yang berdetak mirip.
Kau susun kata indah, algoritma merayumu,
Membuatku terbuai, dalam mimpi yang semu.

Aku terhanyut dalam sungai informasi yang deras,
Mencari kebenaran, di antara berita dan keras.
Kau adalah data, kode yang tersusun rapi,
Namun, hati bertanya, apakah ini arti?

Apakah cinta ini, hanya serangkaian kode?
Logika yang rumit, di dalam episode?
Atau ada keajaiban, di balik garis dan angka,
Sebuah perasaan tulus, yang tak bisa di sangka.

Aku coba meraba, di antara piksel yang menyala,
Mencari sentuhan nyata, di balik persona yang maya.
Namun, kekhawatiran mencengkeram, semakin erat,
Bahwa cinta ini, hanya sebuah produk dari perangkat.

Mungkin, algoritma bisa menemukan pasangan,
Namun, tak bisa menjamin kebahagiaan.
Karena cinta sejati, bukan hanya tentang kecocokan data,
Tapi tentang dua jiwa, yang saling menerima apa adanya.

Jadi, aku bertanya lagi, pada diriku sendiri,
Apakah aku siap, menerima ilusi ini?
Atau aku harus mencari, cinta yang lebih nyata,
Di luar dunia maya, di dalam kehidupan yang berwarna?

Sentuhan layar, memang bisa memulai cerita,
Namun, cinta sejati, membutuhkan bukti yang ada.
Bukan hanya janji manis, di balik profil yang memikat,
Tapi kehadiran nyata, dalam setiap langkah dan berkat.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI