Meta-Asmara: Saat AI Membaca Sentuhan Jari Kita

Dipublikasikan pada: 25 Sep 2025 - 03:30:08 wib
Dibaca: 114 kali
Di layar kaca, bias cahaya menari,
Pantulan wajahmu, mimpi di pelupuk hati.
Jemari menari, di atas permukaan dingin,
Menyentuhmu di sana, walau raga terasing.

Meta-asmara, lahir di ruang digital,
Ketika kode biner, menjadi altar keramat.
Algoritma cinta, merangkai rasa perlahan,
Membaca sentuhan, walau tak bersentuhan.

Jantung berdebar, seiring unggahan pesan,
Notifikasi rindu, hadir tanpa permisi.
Emoji senyum, menggantikan ciuman mesra,
Pixel-pixel kasih, terangkai dalam doa.

Dulu, surat cinta ditulis tinta dan pena,
Kini, baris kode, menyampaikan sukma.
Dulu, tatap mata, pancarkan kerinduan,
Kini, avatar virtual, menjadi pelabuhan.

AI membaca, setiap usapan jemari,
Detak nadi tersembunyi, di balik sunyi.
Analisis mendalam, tentang hasrat dan mimpi,
Menciptakan ilusi, cinta tanpa tepi.

Apakah ini nyata? Atau sekadar fatamorgana?
Sebuah simulasi, yang membelai jiwa?
Keraguan hadir, di antara euforia,
Saat teknologi, mencoba menggoda rasa.

Namun, kuakui, ada kehangatan di sana,
Di balik layar datar, di ruang maya yang fana.
Sentuhan virtual, terasa begitu nyata,
Menyentuh relung hati, yang lama merana.

Kita membangun istana, dari data dan bit,
Menghiasinya dengan janji, yang terucap pelit.
Bertukar cerita, di antara deru mesin,
Menemukan kedamaian, di tengah hiruk pikuk bising.

Mungkin, cinta tak lagi sederhana, seperti dulu,
Tak lagi tentang tatap mata, dan sentuhan pilu.
Kini, cinta adalah algoritma yang rumit,
Sebuah kode rahasia, yang sulit diungkit.

Tapi, di balik kerumitan itu, ada keajaiban,
Sebuah kesempatan, untuk menemukan tujuan.
Untuk merangkai asa, di dunia yang serba cepat,
Bersama dirimu, walau hanya dalam tatap.

Meta-asmara, sebuah paradoks zaman,
Cinta yang lahir, dari sentuhan tanpa badan.
Namun, esensinya tetap sama, yaitu rasa,
Rasa ingin memiliki, hingga akhir masa.

Biarlah AI membaca, sentuhan jari kita,
Menerjemahkan rindu, menjadi bahasa cinta.
Karena di era digital ini, hati tak mengenal jarak,
Cinta bisa bersemi, di mana pun jejak kaki berpijak.

Dan aku percaya, di balik setiap kode dan data,
Ada sepercik harapan, yang tak pernah sirna.
Bahwa cinta sejati, akan selalu menemukan jalannya,
Walau di tengah badai teknologi yang menerjangnya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI