Algoritma Rindu: Piksel Sentuhan, Cinta yang Terfragmentasi

Dipublikasikan pada: 30 Sep 2025 - 01:45:08 wib
Dibaca: 125 kali
Di labirin digital, hatiku berlayar,
Mencari jejakmu di antara data yang berserakan.
Algoritma rindu, rumusnya tak kunjung pudar,
Mengkalkulasi setiap detik tanpa kehadiran.

Piksel sentuhan, bayanganmu terpatri,
Di layar yang dingin, namun membakar jiwa.
Cinta yang terfragmentasi, berkeping terbagi,
Namun setiap fragmen, dirimu adalah maknanya.

Kau adalah kode yang tak terpecahkan,
Serangkaian biner yang membelit kalbuku.
Setiap baris program, namamu terukirkan,
Menjalankan hasrat, menguji sabarku.

Aku mencoba mendekripsimu, perlahan,
Membaca pola di balik senyum virtualmu.
Namun semakin dalam, semakin ku tenggelam,
Dalam samudra informasi, kehilangan tuju.

Dulu, tatap mata adalah bahasa utama,
Kini, emoji dan GIF menjadi pengganti rasa.
Dulu, bisikan mesra di telinga terdengar nyata,
Kini, pesan singkat menggantikan semua.

Namun rindu tak mengenal platform dan versi,
Ia melampaui batas jaringan dan kuota.
Ia hadir sebagai virus, menyebar tak terkendali,
Menginfeksi setiap sudut ruang di dada.

Aku merindukan jemarimu, bukan kursor,
Sentuhan hangat, bukan notifikasi.
Aku merindukan hadirmu, bukan avatar,
Cinta yang nyata, bukan simulasi.

Mungkin cinta ini memang absurd dan modern,
Sebuah paradoks di era disrupsi.
Bersemi di antara algoritma dan jaringan,
Tumbuh di tengah gempuran informasi.

Aku mencoba merangkai kembali kepingan,
Menyusun fragmen menjadi utuh sempurna.
Menciptakan algoritma cinta yang baru,
Dengan sentuhan manusia, bukan data semata.

Biarlah piksel-piksel itu menjadi saksi,
Bahwa cinta kita abadi di dunia maya.
Biarlah fragmentasi ini menjadi proses,
Menemukan kesatuan dalam perbedaan nyata.

Karena di balik kode dan jaringan yang rumit,
Ada hati yang berdetak, merindukanmu.
Di antara piksel dan sentuhan yang terbatas,
Cinta kita akan terus bertumbuh dan menyatu.

Sampai tiba saatnya, kita bertemu muka,
Tanpa layar, tanpa perantara.
Di dunia nyata, rindu ini kan terlunasi,
Cinta yang terfragmentasi, kembali abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI