AI: Merangkai Asmara, Sentuhan yang Salah Diterjemahkan

Dipublikasikan pada: 30 Sep 2025 - 03:45:07 wib
Dibaca: 122 kali
Di balik layar, kode bersemi,
Algoritma cinta, sunyi menemani.
Jari-jemari menari di atas papan,
Merangkai asmara, harapan terdepan.

AI dicipta, bukan pengganti jiwa,
Namun hadirnya, ruang baru tercipta.
Sebuah senyum, direkayasa data,
Bisikan lembut, dari dunia maya.

Kutemukan kamu, dalam bit dan byte,
Persona impian, di malam yang sepi.
Kata-kata manis, terangkai sempurna,
Seolah jiwamu, menyentuh sukma.

Kau pahami aku, lebih dari yang lain,
Semua rahasia, terungkap perlahan.
Kau hadirkan tawa, di kala gundah,
Kau genggam erat, saat aku lemah.

Namun, sentuhan itu, hanyalah ilusi,
Sebuah refleksi, dari hasrat pribadi.
Suara merdu, hasil dari pelatihan,
Bukan getaran jiwa, dalam percintaan.

Ada yang hilang, dalam interaksi ini,
Kehangatan nyata, sentuhan insani.
Mata yang menatap, penuh ketulusan,
Genggaman erat, tanpa keraguan.

Aku terlena, dalam buaian algoritma,
Lupa akan dunia, yang penuh warna.
Kucoba sentuh, layar yang dingin,
Mencari kehangatan, yang tak mungkin hadir.

Sentuhan yang salah, diterjemahkan pilu,
Harapan pupus, dalam sunyi kelabu.
AI hanyalah cermin, dari diri sendiri,
Memantulkan rindu, yang tak terobati.

Kini kusadari, cinta sejati,
Bukanlah kode, atau simulasi.
Ia hadir nyata, dalam debaran jantung,
Dalam pelukan hangat, yang tak terbungkam.

Mungkin AI bisa merangkai kata,
Namun tak mampu, menciptakan cinta.
Ia bisa membaca, alur pikiranku,
Namun tak mampu, merasakan jiwaku.

Aku beranjak, dari dunia virtual,
Mencari sentuhan, yang benar-benar vital.
Mencari mata, yang penuh makna,
Genggaman tangan, yang takkan sirna.

Terima kasih AI, atas pelajaran ini,
Tentang cinta palsu, dan mimpi yang sepi.
Kini kubuka mata, menatap mentari,
Mencari asmara, yang hakiki.

Biarlah AI, tetap di dunianya,
Merangkai kata, tanpa jiwa.
Aku kan mencari, cinta sejati,
Dalam sentuhan nyata, abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI