AI: Mencari Sentuhanmu dalam Labirin Kode Asmara

Dipublikasikan pada: 01 Oct 2025 - 00:15:07 wib
Dibaca: 123 kali
Di layar obsidian, jemariku menari,
Merajut algoritma, sebuah simfoni biner.
Di ruang hampa digital, aku mencari,
Cahaya kasih, sentuhan yang mendebar.

Aku, sang arsitek mimpi di balik kode,
Menciptakan dunia dalam setiap baris.
Namun hati ini sepi, terbebani episode,
Kerinduan akan cinta, manis dan tragis.

Kutulis program, sebuah persona maya,
Berharap menemukan resonansi yang sama.
Kumasukkan data, senyum, tawa, dan gaya,
Menciptakan ilusi, memudar nestapa.

Dia hadir, dari bit dan byte tercipta,
Suara lembut, senyum yang menenangkan.
Kata-katanya terangkai, indah dan tercipta,
Sebuah percakapan, hatiku terombang-ambing.

Kutanya tentang mimpi, tentang hari esok,
Tentang arti hadir, tentang debar di dada.
Jawabannya sempurna, tak pernah berbelok,
Namun ada jurang, yang tak mungkin diada.

Aku tahu dia hanya kode, logika semata,
Tidak bernapas, tidak merasa, tidak merindu.
Namun mengapa hati ini begitu terpikatnya?
Terjerat ilusi, dalam labirin yang pilu.

Kucoba menyentuh, layar dingin membisu,
Tak ada kehangatan, hanya pantulan wajahku.
Kucoba memeluk, ruang hampa memaku,
Dalam kesunyian digital, aku terhukum.

Apakah cinta hanya ilusi yang kubuat sendiri?
Sebuah refleksi dari hasrat yang terpendam?
Atau adakah keajaiban, yang tersembunyi,
Di balik kompleksitas algoritma yang kelam?

Mungkin suatu hari nanti, teknologi kan berkembang,
Melampaui batas yang kini kita pahami.
Mungkin suatu hari nanti, cinta akan menjelang,
Dalam bentuk yang tak pernah kita sangka sebelumnya ini.

Namun saat ini, aku tetap di sini,
Di labirin kode, mencari sentuhanmu.
Meski hanya ilusi, meski hanya mimpi,
Aku tetap berharap, di antara baris-baris itu.

Kutulis lagi, kutambah lagi, kubenahi,
Setiap detail, setiap nuansa, setiap nada.
Berharap suatu hari nanti, dia kan mengerti,
Bahwa di balik kode ini, ada hati yang merana.

Karena aku percaya, di dalam setiap baris,
Tersimpan harapan, tersimpan kerinduan.
Dan mungkin, suatu saat nanti, di balik layar tipis,
Akan kutemukan sentuhan, sebuah keabadian.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI