Algoritma Asmara: Mencari Sentuhan di Balik Layar Sentuh

Dipublikasikan pada: 01 Oct 2025 - 02:00:13 wib
Dibaca: 112 kali
Di labirin digital, jemari menari,
Menyusuri kode, mencari arti.
Bukan tentang angka, bukan tentang data,
Namun tentang rasa, yang tersembunyi nyata.

Layar sentuh, jendela jiwa modern,
Tempat bertemu, hati yang terasingkan.
Algoritma asmara, mesin pencari cinta,
Menyaring harapan, dari pagi hingga senja.

Profil terpampang, bagai lukisan maya,
Senyum terpancar, mencoba menggoda.
Kata-kata disusun, penuh perhitungan,
Mencari kesamaan, menghindari pertentangan.

Kursor berkedip, bagai jantung berdebar,
Menanti balasan, dari seorang penyebar.
Notifikasi hadir, bagai mentari pagi,
Menghapus keraguan, membangkitkan lagi.

Chatting berlanjut, larut dalam diskusi,
Tentang mimpi-mimpi, tentang ambisi.
Emoji bertebaran, menggantikan sentuhan,
Bahasa modern, ungkapan kerinduan.

Malam semakin larut, obrolan kian hangat,
Dunia nyata seakan, telah terlupakan.
Hanya ada kita, dalam ruang virtual,
Merajut cerita, yang masih gradual.

Foto dibagikan, wajah tanpa filter,
Kejujuran terpancar, begitu tulus bergetar.
Video singkat, tawa renyah terdengar,
Mempererat ikatan, semakin memudar sekat.

Namun layar tetaplah, pembatas yang nyata,
Sentuhan yang kurasa, hanyalah ilusi semata.
Rindu memuncak, ingin segera berjumpa,
Membuktikan cinta, di dunia yang fana.

Usulan pertemuan, diajukan dengan cemas,
Menunggu jawaban, bagai tertimpa emas.
"Ya," terucap lirih, dari balik layar kaca,
Harapan membuncah, tak terhingga rasa.

Detik berganti, menjadi menit panjang,
Menanti saatnya, untuk sebuah tatap sayang.
Hari yang dinanti, akhirnya tiba jua,
Bertemu dia, belahan jiwa.

Di kafe sederhana, kita bertemu mata,
Canggung terasa, namun hati berdebar nyata.
Senyum merekah, menghapus keraguan,
Sentuhan pertama, bagai mimpi yang terbayang.

Bukan lagi piksel, bukan lagi kode,
Namun hangat tangan, yang menenangkan kalbu.
Suara merdu, mengalun lembut di telinga,
Cinta sejati, akhirnya kudapatkan juga.

Algoritma asmara, telah menuntun kita,
Dari dunia maya, ke dunia yang nyata.
Sentuhan di balik layar, kini bukan lagi khayal,
Namun kehangatan abadi, dalam pelukan kekal.

Di luar sana, dunia terus berputar,
Namun di sini, cinta kita terpancar.
Terima kasih teknologi, telah mempertemukan,
Dua hati yang sepi, kini saling melengkapi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI