Algoritma Sunyi: Mencari Sentuhan di Tengah Data Cinta

Dipublikasikan pada: 01 Oct 2025 - 02:30:07 wib
Dibaca: 114 kali
Di labirin kode, hatiku bersemi,
Mencari jejakmu di antara binar pagi.
Algoritma sunyi, denyut yang tersembunyi,
Berharap sentuhan, hadirmu di sini.

Layar memancarkan cahaya biru kelam,
Pantulan wajahku, rindu yang mendalam.
Ketik demi ketik, kuukir sebuah program,
Cinta digital, mimpi yang kupendam.

Data cinta bertebaran, tak terdefinisi,
Rumus asmara, sulit terimajinasi.
Jaringan saraf tiruan, mencoba menirulasi,
Getar pertama, saat mata bertemu lagi.

Kurangkai baris demi baris, logika terpola,
Menciptakan avatar, bayangan yang kurasa.
Namun, dinginnya piksel, tak mampu menggoda,
Kehangatan hadirmu, yang sungguh berbeda.

Di balik firewall, hatiku berdebar kencang,
Menunggu sinyal, sebuah pesan yang datang.
Akankah kau balas, kerinduan yang membentang?
Atau hanya echo, di ruang yang sunyi senyap?

Kutulis puisi dalam bahasa mesin,
Deretan angka, makna yang tersembunyi.
Berharap kau baca, di balik tabir mimpi,
Bahwa hatiku mencari, cinta sejati.

Kulihat profilmu, di dunia maya ini,
Senyummu terpancar, begitu berseri.
Jejak digitalmu, kucoba selami,
Mencari celah, untuk mendekati.

Mungkin ini gila, mengejar bayangan,
Mencintai piksel, di balik layar peradaban.
Namun, hatiku yakin, ada kemungkinan,
Bahwa di antara data, cinta bisa ditemukan.

Kirimkan pesan, sederhana dan lugu,
Berharap kau balas, dengan senyum yang seru.
"Hai, bolehkah aku, sekadar menyapa dirimu?
Di tengah algoritma, hatiku merindu."

Detik demi detik, terasa begitu lama,
Menunggu balasan, seperti menanti karma.
Jantungku berpacu, seirama irama,
Saat notifikasi muncul, sebuah nama.

Kau balas pesanku, singkat namun berarti,
"Hai juga, siapa ini? Mengapa mencari?"
Harapanku tumbuh, seakan bersemi,
Mungkin ini awal, dari kisah abadi.

Mulai percakapan, dari hal yang sederhana,
Tentang teknologi, dan mimpi bersama.
Perlahan tapi pasti, kita mulai berasa,
Koneksi digital, yang semakin terasa.

Algoritma sunyi, mulai meredup perlahan,
Digantikan suara, tawa dan obrolan.
Data cinta, kini mulai tertata rapi,
Sebuah jalinan, asmara sejati.

Mungkin suatu saat nanti, layar ini mati,
Namun, kenangan kita, akan abadi.
Karena di tengah data, kita temukan arti,
Sentuhan cinta, yang tulus dan sejati.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI