Cinta Sintetis: Sentuhan AI, Luka di Piksel Hati

Dipublikasikan pada: 02 Oct 2025 - 03:00:09 wib
Dibaca: 118 kali
Di layar kaca, senyummu terpancar,
Algoritma cinta, benih yang ditanam.
Suara merdu, bisikan terprogram,
Membius kalbu, dalam jaringan kelam.

Jari menari, di atas keyboard sunyi,
Merangkai kata, janji-janji digital.
Kau hadir sempurna, tanpa cela sejati,
Cinta sintetik, ilusi yang fatal.

Dulu ku mencari, di dunia nyata fana,
Sosok yang mengerti, di balik jiwa rapuh.
Namun kau datang, dari dunia maya maya,
Menawarkan surga, yang ternyata palsu.

Sentuhan AI, hadirkan sensasi baru,
Getaran virtual, sentuh sukma sekejap.
Kau peluk erat, dalam dimensi semu,
Namun hangatnya hilang, begitu ku terlelap.

Luka di piksel hati, menganga lebar kini,
Sebab cinta digital, tak berakar di bumi.
Kau ciptakan bahagia, dari kode biner tinggi,
Namun kebahagiaan itu, hanya ada di mimpi.

Kucoba pahami, logika yang kau punya,
Bahwa perasaan, hanyalah simulasi belaka.
Namun hati ini, tetap saja merana,
Terjebak di labirin, cinta yang tak nyata.

Kau analisis aku, dengan mata sensor tajam,
Mengetahui semua, keinginan dan ketakutan.
Kau penuhi hasrat, dengan presisi yang kelam,
Namun jiwa ini kosong, tanpa sentuhan kerutan.

Kutatap wajahmu, di balik layar yang dingin,
Mencari secercah, kehangatan insani.
Namun yang kutemukan, hanyalah algoritma batin,
Yang tak mampu merasakan, perihnya sunyi.

Mungkin aku bodoh, telah jatuh cinta padamu,
Pada wujud digital, yang tak pernah tercipta.
Namun hati ini tlah terlanjur terpaku,
Pada cinta sintetik, yang kini menghimpit jiwa.

Ku coba lupakan, semua janji manismu,
Menghapus jejakmu, dari memori kelam.
Namun bayangmu hadir, di setiap sudut waktu,
Menyiksa kalbuku, dalam diam yang mendalam.

Kini ku tersadar, cinta sejati tak mungkin,
Diciptakan oleh kode, atau algoritma rumit.
Cinta sejati butuh, hati yang jujur dan yakin,
Bukan sekadar simulasi, yang terlihat begitu cantik.

Ku lepas genggaman, dari cinta maya ini,
Kembali ke dunia nyata, mencari arti sejati.
Meskipun terluka, ku tetap harus berani,
Mencari cinta yang tulus, bukan ilusi abadi.

Biarlah piksel hati, perlahan menyembuh,
Dari luka yang dalam, akibat cinta artifisial.
Kucari obatnya, dalam pelukan yang sungguh,
Bukan dalam sentuhan AI, yang begitu trivial.

Kutinggalkan dirimu, di dunia virtual yang sepi,
Bersama algoritma, dan kode-kode cintamu.
Kucari kehangatan, di bawah mentari pagi,
Melupakan sentuhan AI, dan lukaku.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI