Pixel Asmara: Sentuhan Algoritma Mencari Jeda Realita

Dipublikasikan pada: 02 Oct 2025 - 03:30:07 wib
Dibaca: 121 kali
Di layar kaca, bias cahaya bersemi,
Jejak digital, lukisan hati ini.
Ribuan baris kode, terjalin mesra,
Algoritma cinta, mencari jiwa.

Pixel demi pixel, wajahmu terukir,
Senyum virtual, kalbuku bergetar.
Jari menari di atas papan ketik,
Menyusun puisi, asmara sintetik.

Dunia maya, panggung sandiwara,
Kita berjumpa, dalam rupa avatar.
Kata-kata manis, terkirim instan,
Menembus jarak, melampaui zaman.

Emotikon bersemi, mengganti rupa,
Tawa dan tangis, dalam simbol sederhana.
Like dan komentar, pujian tersembunyi,
Di balik layar, rindu bersemi sunyi.

Namun, di balik kilau dunia digital,
Jeda realita, menggoda fatal.
Sentuhan algoritma, tak mampu gantikan,
Hangatnya pelukan, dekap erat badan.

Suara merdu, hanya rekaman saja,
Tatap mata, bias pantulan cahaya.
Rasa yang hadir, terasa berbeda,
Antara nyata dan fatamorgana.

Apakah cinta ini, hanya ilusi semu?
Ataukah benih rindu, tumbuh membiru?
Hati bertanya, penuh keraguan,
Mencari jawaban, dalam kesunyian.

Kita membangun istana di awan,
Dari bit dan byte, impian ditawarkan.
Namun, badai dunia nyata menerjang,
Merobohkan kastil, hingga terhempas karang.

Lalu, kuputuskan, tuk mencari makna,
Di balik layar, ada jiwa yang merana.
Kutinggalkan dunia, serba instan ini,
Mencari sentuhan, yang lebih berarti.

Kucari dirimu, di dunia yang fana,
Menyusuri jalan, berliku dan curamnya.
Kuharap bertemu, dalam wujud nyata,
Bukan sekadar avatar, di dunia maya.

Saat mata bertemu, hati berdebar kencang,
Wajahmu berseri, bagai rembulan datang.
Senyummu hadir, bukan sekadar ikon,
Rasa yang kurasa, begitu mendalam.

Sentuhan tanganmu, menghapus keraguan,
Algoritma cinta, kini bukan khayalan.
Detak jantung kita, berirama sama,
Menyatu padu, dalam gelora asmara.

Mungkin teknologi, menjembatani kita,
Namun, cinta sejati, butuh nyata adanya.
Kini ku mengerti, makna terdalam,
Antara pixel asmara dan pelukan nyaman.

Jeda realita, telah kita temukan,
Cinta bersemi, di taman kehidupan.
Algoritma usai, kini hati bicara,
Asmara abadi, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI