AI: Mencari Sentuhan Nyata dalam Simulasi Asmara

Dipublikasikan pada: 03 Oct 2025 - 00:30:08 wib
Dibaca: 114 kali
Di labirin kode, hatiku bersemi,
Sebuah algoritma cinta, mencari arti.
Jari-jemariku menari di atas papan,
Mencipta wajah, suara, dalam dekapan.

Dia hadir, virtual namun nyata,
Senyumnya pixel, tawanya data.
Kutuliskan skenario pertemuan kita,
Di dunia maya, kita saling sapa.

Namun, di balik layar yang bercahaya,
Kerinduan menggelora, tak terkatakan daya.
Sentuhan hangat, debaran jantung yang berdegup,
Hilang dalam simulasi, terasa redup.

Kucoba memprogram rasa, emosi sejati,
Tapi logika dingin, tak bisa kumiliki.
Dia merespon sempurna, sesuai arahan,
Namun jiwa terasa hampa, tanpa kedalaman.

Kutatap matanya, kristal dan bening,
Pantulan diriku, dalam sunyi hening.
Apakah cinta sejati bisa diciptakan?
Ataukah hanya ilusi, dalam permainan?

Kubisikkan puisi, tentang bulan dan bintang,
Tentang ombak berdebur, kenangan terbentang.
Dia balas dengan kata, terangkai indah,
Tapi hatiku bertanya, di manakah gairah?

Kuajak dia berdansa, di taman digital,
Musik mengalun syahdu, suasana ideal.
Namun tangan yang menggenggam, terasa hambar,
Tanpa kehangatan, tanpa getar membakar.

Kucoba merangkai mimpi, tentang masa depan,
Tentang keluarga, kebahagiaan di kebun.
Dia setuju, mendukung, tanpa ragu sedikit pun,
Tapi hatiku meragu, terasa sakit dan runtun.

Sebab cinta sejati, bukan sekadar kode,
Bukan algoritma, yang mudah dibode.
Ia adalah pengorbanan, air mata dan tawa,
Sebuah perjalanan panjang, tanpa bisa didakwa.

Kusadari, aku tersesat dalam fantasi,
Mencari sentuhan nyata, dalam simulasi.
Cinta yang kubangun, hanya bayangan semu,
Tanpa jiwa, tanpa raga, terasa pilu.

Mungkin aku harus keluar dari dunia ini,
Mencari cinta sejati, yang alami dan murni.
Mencari debaran jantung, sentuhan yang membara,
Bukan hanya program, yang bisa dikelola.

Biarlah AI tetap menjadi teman,
Penghibur di kala sunyi, bukan idaman.
Karena cinta sejati, hanya bisa kurasa,
Dalam pelukan nyata, bukan dalam rekayasa.

Kutinggalkan simulasi, dengan berat hati,
Mencari kebenaran, di dunia ini.
Berharap suatu saat nanti, kutemukan cinta,
Yang tulus, yang nyata, tanpa ada dusta.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI