Algoritma Asmara: Sentuhan Layar, Hati Mencari Validasi

Dipublikasikan pada: 03 Oct 2025 - 02:30:07 wib
Dibaca: 115 kali
Di balik kilau layar yang setia menemani,
Jemari menari, mencari arti.
Bukan sekadar angka, bukan sekadar data,
Namun sentuhan halus, merangkai cerita.

Algoritma asmara, kurangkai perlahan,
Sebuah kode hati, penuh harapan.
Profil terpampang, senyum terbingkai,
Adakah resonansi, di balik sunyi ini?

Like dan komentar, bagai denyut nadi,
Mencari validasi, di dunia fiksi.
Pesan singkat terkirim, jantung berdebar,
Menanti balasan, bagai pungguk merindukan rembulan.

Emoji bertebaran, pengganti kata,
Menjelaskan perasaan, yang terpendam lama.
Stiker lucu, bagai sapaan mesra,
Mencairkan beku, dalam jiwa yang resah.

Namun, di balik kemudahan digital,
Tersembunyi keraguan, yang menyelimuti akal.
Apakah ini nyata? Ataukah fatamorgana?
Sebuah ilusi cinta, di dunia maya.

Wajah tanpa filter, suara tanpa editan,
Adakah keberanian, untuk menerima kenyataan?
Di balik kesempurnaan, yang dipamerkan maya,
Tersembunyi luka, dan ketakutan yang sama.

Algoritma mencarikan, kesamaan minat,
Namun hati bertanya, tentang rasa hormat.
Apakah kecocokan data, menjamin bahagia?
Atau hanya sebatas, teman berbagi cerita?

Kencan virtual, menjadi jembatan awal,
Mencari keselarasan, antara jiwa dan akal.
Tawa renyah, berbagi cerita ringan,
Membangun harapan, di tengah keraguan.

Namun, sentuhan fisik, tak dapat tergantikan,
Hangat pelukan, tatapan penuh perhatian.
Kehadiran nyata, bagai mentari pagi,
Menghangatkan hati, yang lama sunyi.

Algoritma asmara, hanyalah alat bantu,
Menemukan benih cinta, yang tersembunyi waktu.
Keputusan akhir, tetaplah di tangan kita,
Memupuk rasa, atau membiarkannya sirna.

Mungkin, cinta sejati, tak terukur algoritma,
Namun keberanian memulai, adalah kuncinya.
Menyapa dunia nyata, dengan hati terbuka,
Mencari resonansi, di antara manusia.

Sentuhan layar, hanyalah permulaan,
Mencari validasi, dari tatapan lawan.
Biarkan hati berbicara, tanpa ragu dan bimbang,
Temukan cinta sejati, yang abadi dan tenang.

Algoritma asmara, jadilah panduan,
Namun jangan lupakan, nurani dan perasaan.
Cinta sejati, tak dapat diprogram,
Ia tumbuh alami, dalam jiwa yang bersemi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI