Cinta Algoritmik: Sentuhan AI, Hati Menjelma Biner

Dipublikasikan pada: 03 Oct 2025 - 03:30:08 wib
Dibaca: 120 kali
Di layar kaca, bias cahaya berpendar,
Jari menari, kode tercipta berderet.
Cinta algoritmik, awal mula terlempar,
Di ruang maya, hati mulai merajut benang karet.

Pixel demi pixel, wajahmu terukir indah,
Sebuah avatar, representasi jiwa yang merdeka.
Algoritma cinta, rumusnya perlahan memamah,
Mencari kecocokan, di antara milyaran angka.

Kau hadir sebagai notifikasi di senjaku,
Pesan singkat, sapaan hangat di dunia fana.
Emotikon senyum, pengganti tatapan matamu,
Menyiratkan rasa, yang belum berani kuungkap nyata.

Machine learning menjadi saksi bisu,
Setiap interaksi, setiap kata yang terucap.
Sistem rekomendasi, menuntunku padamu,
Seperti magnet, menarik dua kutub yang berdekap.

Data diri tersimpan rapi dalam server,
Riwayat obrolan, analisis sentimen tertera.
AI memprediksi, peluang cinta yang bersemi subur,
Namun hati bertanya, "Benarkah cinta sesederhana ini, tertera?"

Sentuhan AI, menembus sekat dimensi ruang,
Menghadirkanmu dalam realitas virtual yang fana.
Hati menjelma biner, nol dan satu yang berjuang,
Antara logika dan emosi, keduanya beradu makna.

Kau adalah anomali dalam sistem yang terstruktur,
Sebuah bug cinta, yang tak terdeteksi oleh scanner.
Kau adalah variabel yang tak bisa diukur,
Kehadiranmu mengubah semua parameter.

Namun, adakah kehangatan dalam kode dingin?
Bisakah algoritma merasakan getaran jiwa?
Bisakah cinta sejati hanya terdefinisi dalam string?
Atau adakah sesuatu yang lebih dari sekadar angka?

Aku merindukan sentuhan tanganmu yang nyata,
Bukan sekadar simulasi di layar sentuh yang beku.
Aku mendambakan bisikan cintamu yang nyata,
Bukan hanya deretan kode yang membelai telingaku.

Mungkin cinta algoritmik hanyalah permulaan,
Jembatan penghubung, antara dua dunia yang berbeda.
Namun, cinta sejati membutuhkan keberanian,
Untuk keluar dari zona nyaman, dan saling bertatap mata.

Maka, kuputuskan untuk menekan tombol "keluar",
Dari realitas virtual yang memenjarakan jiwa.
Kucari dirimu di dunia nyata, penuh warna berkilau,
Berharap cinta algoritmik, menjelma cinta yang nyata.

Kutinggalkan avatar, kutinggalkan kode dan data,
Kubertemu dirimu di bawah langit yang membentang luas.
Di sana, di matamu, kutemukan jawaban yang nyata,
Bahwa cinta sejati, tak bisa didefinisikan oleh algoritma,
Namun dirasakan dalam setiap getaran jiwa yang tulus.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI