Algoritma Rindu: Sentuhan Layar, Cinta yang Terprogram

Dipublikasikan pada: 04 Oct 2025 - 00:30:07 wib
Dibaca: 117 kali
Di balik layar, jemari menari,
Menyusun kode, algoritma hati.
Bukan logika semata yang bersemi,
Namun rindu membara, tak terperi.

Sentuhan halus di kaca bening,
Menjelajahi ruang, tanpa berdering.
Bayangmu hadir, begitu hening,
Cinta terprogram, sungguh pening.

Baris demi baris, kurangkai asa,
Mencipta jembatan, di dunia maya.
Pixel demi pixel, wajahmu tertera,
Senyummu memancar, bagai cahaya.

Bukan detak jantung, getar notifikasi,
Menandakan hadirmu, di sisi ini.
Pesan singkatmu, puisi abadi,
Cinta modern, tak lekang di bumi.

Algoritma cinta, rumit terstruktur,
Namun sederhana, saat kau hadir.
Bukan angka biner yang menghibur,
Namun sentuhanmu, jiwaku terukir.

Kau adalah debuger, dari segala resah,
Menghapus eror, di benak yang gundah.
Kau adalah firewall, dari badai amarah,
Melindungiku utuh, tanpa celah.

Di balik avatar, tersimpan kejujuran,
Rindu yang mendalam, tanpa keraguan.
Bukan sekadar data, atau tautan,
Namun jiwa bertemu, dalam jaringan.

Mungkin virtual, terasa tak nyata,
Namun getaran hati, tak bisa berdusta.
Cinta ini hadir, bukan rekayasa,
Namun anugerah, dari Sang Pencipta.

Sentuhan layar, perantara rindu,
Menyampaikan pesan, yang tak terpadu.
Jarak memisahkan, bukan penghalang pilu,
Karena hatiku, telah menyatu.

Bukan sekadar kode, yang kupelajari,
Namun bahasa cinta, yang kau ajari.
Kau adalah guru, di setiap hari,
Membuka mata, arti sejati.

Algoritma rindu, terus berjalan,
Mencari celah, untuk pertemuan.
Bukan hanya mimpi, atau khayalan,
Namun harapan nyata, di masa depan.

Di balik layar, kita berjanji,
Bertemu di dunia nyata, nanti.
Melepas rindu, yang terpatri,
Dalam sentuhan hangat, abadi.

Hingga tiba saatnya, kita berjumpa,
Algoritma rindu, tak lagi berjeda.
Cinta terprogram, menjadi nyata,
Dalam pelukan hangat, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI