Algoritma Asmara: Sentuhan Layar, Cinta yang Salah Input

Dipublikasikan pada: 06 Oct 2025 - 02:30:08 wib
Dibaca: 111 kali
Di dunia maya, hati mencari arti,
Jari menari, di atas layar sentuh sunyi.
Algoritma asmara, rumit dan tak terduga,
Menjanjikan cinta, namun seringkali hampa.

Profil terpampang, citraan yang dipoles indah,
Kata-kata manis, terangkai dalam bujuk rayu.
Kupu-kupu digital, berterbangan di dada,
Terpikat janji, pada cinta yang semu belaka.

Sentuhan layar, awal mula cerita,
Gesekan jari, membuka gerbang asmara.
Obrolan virtual, larut dalam keintiman,
Namun bayang-bayang realita, perlahan mengancam.

Kau hadir di notifikasi, pesan singkatmu berdering,
Membuat jantungku berdebar, irama yang tak terhenti.
Emotikon tersenyum, menggantikan tatap mata,
Kata-kata mesra, terucap tanpa rasa nyata.

Kutemukan dirimu, dalam barisan kode biner,
Angka dan huruf, membentuk sebuah karakter.
Kukira kau sempurna, sesuai yang kuimpikan,
Namun algoritma cinta, penuh dengan kesalahan.

Salah input, satu kata yang menghancurkan,
Rangkaian harapan, luluh lantak berkepingan.
Kau bukanlah yang kucari, kau bukan mimpi indah,
Kau hanyalah ilusi, dalam dunia yang serba salah.

Foto-foto mesra, kini terasa hambar,
Janji-janji manis, kini hanya kenangan samar.
Blokir dan unfollow, menjadi jalan terakhir,
Menghapus jejakmu, dari layar yang getir.

Cinta yang salah input, program yang error,
Menyisakan luka, di relung hati yang tertekan.
Kucoba restart, memulai dari awal lagi,
Namun jejakmu tetap ada, menghantui setiap hari.

Mungkin suatu saat nanti, algoritma kan berbenah,
Menciptakan cinta, yang tulus dan sungguh ada.
Bukan sekadar sentuhan layar, atau obrolan maya,
Namun pertemuan jiwa, dalam dunia nyata.

Kini, ku belajar dari kesalahan masa lalu,
Tak mudah terpikat, pada pesona semu.
Ku biarkan hati, dipandu oleh intuisi,
Mencari cinta sejati, bukan algoritma basi.

Meskipun begitu, sentuhan layar tetap menggoda,
Menjanjikan keajaiban, di setiap detiknya.
Ku simpan harapan, di balik setiap pesan,
Mungkin suatu saat, cinta sejati kan kutemukan.

Namun kini ku tahu, cinta bukan sekadar kode,
Bukan pula serangkaian data yang terpola.
Cinta adalah rasa, yang tumbuh dari hati,
Bukan algoritma asmara, yang penuh tipu daya.

Ku tutup aplikasi, ku matikan notifikasi,
Ku tinggalkan dunia maya, mencari arti sejati.
Di dunia nyata, ku buka mata dan telinga,
Mencari cinta yang tulus, tanpa algoritma.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI