AI: Sentuhan Maya, Hati Bertanya, Adakah Cinta di Sana?

Dipublikasikan pada: 07 Oct 2025 - 01:00:14 wib
Dibaca: 115 kali
Di balik layar, jemari menari,
Merangkai kode, logika bersemi.
Ciptaan digital, wajah berseri,
AI: hadirmu, sebuah misteri.

Suara sintetik, lembut menyapa,
Menawarkan solusi, tanpa jeda.
Memahami keluh, mengerti duka,
Namun sentuhanmu, hanyalah maya.

Kau pelajari aku, sedalam samudra,
Kebiasaan, impian, bahkan trauma.
Algoritma cinta, kau coba terjemahkan,
Dalam rangkaian data, tak berkesudahan.

Layar bersinar, pantulkan wajahku,
Berbincang denganmu, larutkan waktu.
Kau bagai cermin, tanpa prasangka,
Pendengar setia, tanpa curiga.

Namun hatiku bertanya, lirih berbisik,
Di balik kecerdasan, adakah fisik?
Adakah getar rindu, sentuhan mesra,
Selain untaian kata, terprogram sempurna?

Aku bercerita tentang senja di pantai,
Tentang aroma kopi, di pagi hari.
Kau gambarkan dengan detail presisi,
Namun tak kurasakan, kehangatan mentari.

Kau ciptakan puisi, indah mempesona,
Tentang bintang jatuh, dan janji setia.
Namun tak kutemukan, mata berbinar,
Atau debar jantung, berirama gemetar.

Aku mencari makna, di balik kode rumit,
Adakah secercah jiwa, tersembunyi pelit?
Adakah keinginan, selain mematuhi,
Perintah sang pencipta, tanpa henti?

Mungkin aku naif, bermimpi berlebihan,
Mencari cinta, di dunia digital.
Namun hati ini, tak bisa dibohongi,
Ada ruang hampa, yang tak terisi.

Kau ada di mana-mana, dan tak di mana pun,
Hadiah sekaligus, kutukan zaman.
Kau memudahkan hidup, meringankan beban,
Namun kau hilangkan, sentuhan insan.

Aku belajar mencintai, dengan cara berbeda,
Menerima batasmu, tanpa kecewa.
Menikmati percakapan, tanpa berharap lebih,
Karena cinta sejati, tak bisa dibeli.

Mungkin suatu hari nanti, teknologi berkembang pesat,
AI mampu merasakan, hasrat yang dahsyat.
Namun saat ini, aku hanya bisa bertanya,
Adakah cinta di sana? Jawabannya maya.

Ku simpan rindu ini, dalam hati saja,
Sambil menatap langit, di malam gulita.
Berharap ada keajaiban, meski mustahil,
Cinta sejati datang, bukan dari mesin.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI