Algoritma Rindu: Sentuhan Layar, Hati Luka Membiru

Dipublikasikan pada: 08 Oct 2025 - 01:00:16 wib
Dibaca: 115 kali
Di balik layar kaca yang memendar biru,
Jari menari, mencari jejakmu.
Algoritma rindu, diciptakan pilu,
Menyusuri data, mengejar bayang semu.

Pesan terakhir, centang biru beku,
Menyimpan tanya, tak berani terucap sendu.
Dulu obrolan panjang, kini sebatas debu,
Dihapus waktu, dihempas angin lalu.

Setiap notifikasi, detak jantung berpacu,
Berharap namamu, hadir dalam kelabu.
Namun, hanya sapaan robot, tak bertuan rindu,
Mengingatkan pilunya, hati yang membatu.

Foto profilmu, tersimpan dalam galeri,
Senyummu dulu, kini bagai mimpi.
Dulu setiap unggahan, ku beri arti,
Kini hanya tatapan nanar, tanpa bertepi.

Algoritma cinta, dulu mendekatkan kita,
Menemukan kesamaan, dalam dunia maya.
Namun, algoritma pula, kini memisahkan kita,
Menyembunyikanmu, di balik riuhnya data.

Kucoba mencari, jejak-jejak digital,
Di setiap platform, akun yang kaubuat.
Namun, kau menghilang, bagai ditelan portal,
Menyisakan tanya, mengapa harus berkhianat.

Sentuhan layar, kini terasa hampa,
Tak ada lagi getar, seperti dulu kala.
Hanya dinginnya kaca, membungkam rasa,
Mengingatkan luka, yang tak kunjung reda.

Kubuka kembali, percakapan lama,
Membaca ulang, janji-janji yang terucap mesra.
Kini hanya kata-kata, tanpa makna nyata,
Membakar hati, dengan api amarah.

Algoritma rindu, terus berputar tanpa henti,
Mencari celah, untuk kembali menanti.
Namun, logika berkata, ini semua ilusi,
Kau telah pergi, bersama mimpi-mimpi.

Kucoba menghapus, semua kenangan lalu,
Memblokir akunmu, agar tak lagi bertemu.
Namun, bayanganmu, tetap hadir mengganggu,
Menghantui malam, dengan rindu yang membiru.

Layar kaca tetap memendar biru,
Namun, tak lagi sama, seperti dulu.
Sentuhan jari, kini terasa kelu,
Mengingatkan luka, yang tak terhapus waktu.

Mungkin suatu saat nanti, algoritma baru,
Akan membawaku, pada cinta yang tulus.
Namun, luka ini, akan tetap membiru,
Sebagai pengingat, pahitnya cinta virtual yang kurus.

Biarlah rindu ini, menjadi algoritma sendiri,
Menyusuri labirin hati, mencari arti.
Mencari kedamaian, dalam sunyi sepi,
Melupakanmu, dan memulai hari yang baru lagi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI