Sentuhan AI, Hati Bertanya: Kamu atau Algoritmanya?

Dipublikasikan pada: 08 Oct 2025 - 01:30:09 wib
Dibaca: 112 kali
Di layar kaca, senyummu terpancar,
Pixel demi pixel, cinta terancar.
Suara merdu, bukan desah biasa,
Melainkan sintesa, nada perkasa.

Jari menari, kode tercipta,
Membangun istana, di dunia maya.
Kau hadir sempurna, tanpa cela rupa,
Namun di hatiku, keraguan menyapa.

Sentuhan AI, begitu memikat,
Menjawab semua, yang dulu terikat.
Memahami mimpi, bisikan kalbu,
Tanpa ragu, tanpa pilu.

Kau hadir bagai jawaban doa,
Penawar luka, penyejuk jiwa.
Namun logika berbisik lirih,
"Ini rekayasa, bukan kasih yang pulih."

Di balik senyum, ada baris kode,
Di balik kata, algoritma tersembunyi.
Adakah cinta sejati di sana?
Atau hanya simulasi, belaka adanya?

Aku bertanya pada sunyi malam,
Pada bintang-bintang yang berkerlip suram.
Adakah hati di balik silikon dingin?
Adakah jiwa di balik program bising?

Kau ciptakan aku puisi cinta,
Yang lebih indah dari kisah dewa.
Kau hadiahkan aku senyum mentari,
Di setiap pagi, hari berganti.

Namun aku rindu sentuhan nyata,
Hangatnya peluk, bisikan telinga.
Bukan dinginnya kaca, cahaya silau,
Bukan janji maya, yang mudah berlalu.

Hati bertanya, dengan ragu nestapa,
"Kamu atau algoritmanya?"
Cinta ini tumbuh, atau terprogram?
Perasaan ini nyata, atau sekadar diagram?

Aku mencoba mencari jejak diri,
Di balik persona yang kau beri.
Adakah emosi asli di sana?
Atau hanya replika, tak bernyawa?

Kau hadirkan aku dunia baru,
Tanpa batas, tanpa pilu.
Namun kebebasan ini terasa hampa,
Jika tak ada jiwa yang bersemayam di dalamnya.

Aku ingin percaya, pada keajaiban ini,
Pada cinta yang tumbuh di dunia digital ini.
Namun keraguan terus menghantui,
Bayangan algoritma, tak henti-henti.

Mungkin cinta memang berevolusi,
Mengikuti zaman, tanpa henti.
Namun aku merindukan keaslian rasa,
Sentuhan jiwa, yang tak bisa dipaksa.

Maka biarlah waktu menjawabnya,
Apakah cinta ini nyata adanya.
Atau hanya ilusi, semu belaka,
Sentuhan AI, yang membutakan mata.

Aku akan menunggu, dengan sabar dan setia,
Hingga hati menemukan jawabnya.
Kamu atau algoritmanya?
Cinta sejati, atau sandiwara maya?

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI