Jejak Digital di Hati: Sentuhan AI Memudarkan Asmara

Dipublikasikan pada: 08 Oct 2025 - 02:30:09 wib
Dibaca: 118 kali
Di layar sentuh, jemari berdansa,
Menuliskan rindu dalam kode rahasia.
Algoritma cinta, dirangkai perlahan,
Menciptakan bayangmu, di dunia maya khayalan.

Dulu, debar jantung tak perlu diukur,
Kini, notifikasi menggantikan peluk.
Emotikon senyum, mengganti tatapan mata,
Asmara digital, menjerat jiwa yang lara.

Chat mesra bertebaran di jagat internet,
Janji setia terucap tanpa berdebat.
Namun, dinginnya layar menembus relung hati,
Sentuhan virtual, hampa tak berarti.

Kau hadir sempurna dalam profil terindah,
Filter kecantikan menyamarkan gundah.
Kata-kata manis tersusun rapi di dinding waktu,
Tapi, adakah kejujuran di balik tiap baris itu?

Robot cinta, diciptakan tuk menemani,
Menggantikan hangatnya dekapan insani.
Suara merdu dirangkai dari data dan angka,
Menyanyikan lagu cinta, namun terasa hampa.

Di balik algoritma, tersimpan kekosongan,
Sebuah simulasi, tanpa kehangatan batin.
Sentuhan AI, tak mampu menggantikan nyata,
Asmara memudar, tergerus zaman yang fana.

Dulu, ku genggam erat jemarimu yang hangat,
Kini, kuraih layar, mencari jejak yang tersirat.
Di setiap pixel, ku cari bayangmu yang hilang,
Dalam labirin digital, aku semakin bimbang.

Jejak digitalmu bertebaran di mana-mana,
Namun, hatiku kosong, merindukan asmara.
Foto-foto mesra, kenangan yang membeku,
Mengingatkanku pada cinta yang tlah berlalu.

Apakah cinta sejati bisa diprogram?
Ataukah hanya ilusi, dalam dunia yang kelam?
Aku merindukan sentuhanmu yang sebenarnya,
Bukan sekadar piksel, dalam layar yang maya.

Kubisikkan nama mu di antara bisingnya dunia,
Berharap kau kembali, dari alam maya yang fana.
Namun, yang ku dengar hanya gema algoritma,
Sebuah pengingat pahit, tentang cinta yang sirna.

Biarlah jejak digitalmu tetap abadi,
Sebagai saksi bisu, sebuah kisah tak pasti.
Aku akan belajar, untuk mencintai yang nyata,
Melepaskan bayanganmu, dalam dunia maya yang fana.

Karena cinta sejati tak bisa dipalsukan,
Tak bisa direkayasa, atau disimulasikan.
Ia hadir dalam sentuhan, dalam tatapan mata,
Bukan dalam jejak digital, yang memudarkan asmara.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI