Cinta di Era AI: Sentuhan Hati, Logika Terurai

Dipublikasikan pada: 09 Oct 2025 - 01:30:12 wib
Dibaca: 121 kali
Di rimba data, kalbu bersemi,
Algoritma cinta, menari sunyi.
Dulu, tatap mata bicara rasa,
Kini, kode biner ungkap asmara.

Jari menari di atas layar kaca,
Menyusuri profil, mencari makna.
Kecerdasan buatan, jadi perantara,
Antara dua jiwa, rindu membara.

Bukan lagi surat berbalas tinta,
Melainkan pesan instan, tanpa jeda.
Emoji senyum, pengganti canda tawa,
Cinta di era digital, penuh pesona.

Sentuhan hati, logika terurai,
Dalam jaringan saraf, cinta terjalin damai.
Mesin belajar, mengenali impian,
Menyajikan belahan jiwa, penuh harapan.

Namun, hati bertanya dalam resah,
Mungkinkah cinta sejati terasah?
Jika algoritma mengatur pertemuan,
Akankah hadir kejutan, keikhlasan?

Foto terfilter, kata tertata rapi,
Menyembunyikan luka, yang terpatri.
Kita membangun citra, sempurna maya,
Lupa bahwa cinta butuh apa adanya.

Apakah cukup deretan angka dan kode,
Untuk memahami jiwa, yang terluka?
Apakah cukup algoritma pencari jodoh,
Untuk menemukan cinta, yang sungguh-sungguh?

Di balik kecanggihan teknologi tinggi,
Tersimpan kerinduan akan keintiman abadi.
Sentuhan kulit, hangatnya pelukan,
Bisikan lembut, bukan ketikan.

Kita merindukan tatap mata langsung,
Yang jujur berkilau, tak berbohong.
Kita merindukan tawa lepas spontan,
Bukan emoji palsu, di layar depan.

Cinta di era AI, paradoks nyata,
Kemudahan mendekatkan, sekaligus menjauhkan kita.
Algoritma membantu, namun jangan terlena,
Karena rasa sejati, tak bisa direkayasa.

Biarkan logika menuntun langkah,
Namun jangan biarkan hati terengah.
Jelajahi dunia maya, dengan bijaksana,
Cari cinta sejati, di dunia nyata.

Matikan layar, lihatlah sekeliling,
Mungkin cinta hadir, tak terbayang sering.
Senyum ramah, sapaan sederhana,
Bisa jadi awal cerita, luar biasa.

Cinta bukan hanya tentang kesamaan data,
Tapi tentang penerimaan, tanpa syarat dan kata.
Tentang memahami luka, tanpa menghakimi,
Tentang mendampingi, dalam sunyi.

Jadi, mari gunakan teknologi dengan arif,
Sebagai alat bantu, bukan pengganti diri.
Biarkan cinta tumbuh alami dan bebas,
Di era AI ini, dengan tulus dan ikhlas.

Karena cinta sejati, tetaplah abadi,
Melampaui algoritma, tak terbatas dimensi.
Sentuhan hati, logika terurai,
Cinta yang murni, tak lekang dimakan zaman.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI