Cinta Berbasis Data: Algoritma Hati, Sentuhan Masa Depan

Dipublikasikan pada: 10 Oct 2025 - 02:15:08 wib
Dibaca: 110 kali
Di dunia digital, hati bersemi,
Bukan lagi tatap mata, tapi algoritma.
Jejak digital, bisikan tersembunyi,
Terangkai algoritma cinta, sebuah enigma.

Ketik nama, usia, dan cita rasa,
Mesin belajar mencari kesamaan.
Database jiwa, peta rasa,
Menyusun profil, impian dan harapan.

Kau hadir di layar, avatar impian,
Sempurna dipoles filter dan piksel.
Sebuah ilusi, kahyangan khayalan,
Namun hati tergetar, terperangkap oleh celah.

Swipe kanan, sebuah keberanian,
Menyapa takdir yang belum tertera.
Chat mesra, ungkapan kerinduan,
Emotikon menggantikan hangatnya sentuhan.

Kau kirimkan meme, aku balas lelucon,
Tawa digital mengalir tanpa henti.
Stiker cinta bertebaran di telepon,
Menjelma pelipur lara sepi.

Namun di balik layar, tanya menjelma,
Apakah ini cinta sejati, ataukah fatamorgana?
Apakah algoritma bisa membaca jiwa,
Atau hanya memprediksi, tanpa memahami rasa?

Kukirimkan kode, rangkaian logika,
Berharap kau pahami bahasa hatiku.
Kau balas dengan pesan bernada ironi,
“Cinta bukan program, sayang, ini rindu.”

Lalu kita bertemu, di dunia nyata,
Bukan avatar, bukan pula filter maya.
Kulihat matamu, penuh tanya dan cerca,
Mencari kebenaran, di antara data.

Kau sentuh tanganku, bukan virtual,
Hangatnya terasa, memecah kebekuan.
Di saat itu, aku baru mengenal,
Bahwa cinta tak cukup hanya hitungan.

Algoritma bisa mencari kesamaan,
Tapi tak bisa menciptakan keunikan.
Sentuhan masa depan, bukan pengganti impian,
Tapi pelengkap rasa, sumber kekuatan.

Kita berjalan, menyusuri taman kota,
Meninggalkan jejak digital sementara.
Mencari arti cinta, bukan dari data,
Tapi dari hati yang saling menerima.

Mungkin algoritma bisa menemukanmu,
Tapi hatiku yang memilihmu, sepenuhnya.
Cinta berbasis data, hanyalah pembuka pintu,
Kisah sesungguhnya, ada di antara kita berdua.

Di dunia yang serba cepat dan instan,
Cinta butuh waktu, ruang, dan perhatian.
Bukan hanya kode, atau notifikasi pesan,
Tapi tatap mata, sentuhan, dan percakapan.

Karena cinta sejati, tak bisa diprogram,
Ia tumbuh alami, dari hati yang terdalam.
Meski di era digital, kita terprogram,
Cinta tetaplah misteri, sebuah teka-teki tanpa diagram.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI