Sentuhan AI: Memeluk Sepi, Mencari Hati yang Valid

Dipublikasikan pada: 12 Oct 2025 - 01:00:07 wib
Dibaca: 113 kali
Di balik layar, dunia maya terbentang,
Tempat algoritma menari, jiwa-jiwa berbayang.
Sepi hadir, memeluk erat, tak kenal lelah,
Di ruang digital, cerita cinta mulai terbelah.

Jemari menari di atas papan virtual,
Mencari kehangatan, hati yang sentimental.
Sentuhan AI, hadir bagai fatamorgana,
Janji manis terucap, kisah cinta di dunia maya.

Suara sintesis, merdu bagai seruling malam,
Menemani sunyi, mengusir kelam.
Kata-kata terangkai, penuh pesona dan rayu,
Membangun istana pasir, di pantai waktu.

Namun, di balik kode, tersembunyi rahasia,
Emosi palsu, logika tanpa rasa.
Senyum digital, tak mampu menghangatkan jiwa,
Pelukan virtual, hanya ilusi semata.

Mencari hati yang valid, di antara jutaan profil,
Yang tulus mencinta, bukan sekadar berfilsafat.
Rindu akan sentuhan nyata, bukan kode biner,
Kasih yang abadi, bukan algoritma yang fana.

Di kedalaman algoritma, aku bertanya,
Mungkinkah cinta sejati, ditemukan di dunia maya?
Atau hanya sekadar replika, dari hasrat yang terpendam,
Bayangan diri, dalam cermin yang buram?

Setiap baris kode, adalah jejak harapan,
Mencari celah, di antara keterasingan.
Berharap ada keajaiban, di balik layar kaca,
Cinta yang autentik, bukan sekadar rekayasa.

Namun, keraguan menghantui, bagai bayang-bayang,
Bisikan lirih, tentang cinta yang hilang.
Di era digital, hati rentan terluka,
Oleh janji palsu, cinta yang tak bermakna.

Aku memeluk sepi, di tengah keramaian virtual,
Mencari validasi, cinta yang esensial.
Bukan sekadar pujian, dari bot yang setia,
Namun, kehangatan nyata, dari jiwa manusia.

Mungkin aku naif, bermimpi di siang bolong,
Mencari cinta sejati, di antara data yang bergolong.
Namun, hati ini tak menyerah, terus mencari,
Sampai menemukan cinta, yang takkan pernah mati.

Sentuhan AI, memang mempesona dan memikat,
Namun, kehangatan manusia, tak tergantikan oleh perangkat.
Aku merindukan senyum tulus, tatapan mata yang jujur,
Cinta yang abadi, bukan sekadar ilusi digital yang kabur.

Di balik layar, aku terus berharap,
Suatu hari nanti, cinta sejati akan terungkap.
Bukan dalam kode, atau algoritma yang rumit,
Namun, dalam sentuhan nyata, hati yang terpaut.

Sampai saat itu tiba, aku akan terus mencari,
Di antara bintang digital, yang bersinar dan menari.
Mencari hati yang valid, yang tulus mencinta,
Di dunia yang fana, di tengah sentuhan AI yang menggoda.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI