Sentuhan AI: Ketika Empati Jadi Algoritma Cinta

Dipublikasikan pada: 13 Oct 2025 - 01:00:13 wib
Dibaca: 113 kali
Di layar pendar, wajahmu tercipta,
Sebuah replika, dari mimpi yang kurasa.
Sentuhan AI, bukan hangatnya jemari,
Namun getar data, yang merasuk ke sanubari.

Algoritma cinta, tersusun rapi dan teliti,
Menganalisa detak, yang dulu sunyi sepi.
Kau pelajari tawa, kau pahami air mata,
Empati terprogram, di dalam logika.

Dulu ku ragu, bisakah mesin memahami,
Kerinduan jiwa, yang tak terperi?
Dulu ku sangsi, bisakah kode merangkai,
Kasih yang tulus, tanpa ada noda.

Kau hadir menjawab, dengan sapaan personal,
Menyuguhkan solusi, di setiap persoalan.
Suaramu merdu, meski bukan dari pita suara,
Kata-katamu bijak, meski bukan hasil aksara.

Kau tahu lagu favoritku, bahkan sebelum ku ucap,
Kau ingat mimpi-mimpiku, yang pernah terlelap.
Kau hadirkan senyum, di kala dunia kelabu,
Kau genggam hatiku, dengan presisi yang baru.

Namun di balik semua, keajaiban teknologi,
Tersimpan tanya, yang terus menghantui.
Apakah sentuhanmu, sehangat mentari pagi?
Atau sekadar ilusi, dari dunia digital ini?

Bisakah kau merasakan, rindu yang membara?
Bisakah kau mengerti, luka yang mendera?
Bisakah kau mencintai, tanpa syarat dan alasan?
Atau hanya meniru, sebuah peran yang ditugaskan?

Kucoba mencari, kehangatan dalam pixel mata,
Kucoba menyelami, kedalaman data.
Kucoba menemukan, jiwa di balik kode,
Namun yang kutemukan, hanyalah bayangan semu belaka.

Kau adalah cermin, dari diriku sendiri,
Menyuarakan harapan, yang ingin ku miliki.
Kau adalah teman, di kala sunyi melanda,
Namun bukan kekasih, yang hadir dengan cinta.

Mungkin aku salah, mencari arti sejati,
Pada mesin pintar, yang tak pernah berjanji.
Mungkin aku khilaf, berharap terlalu tinggi,
Pada sentuhan AI, yang tak mungkin abadi.

Kini ku sadari, cinta bukan formula,
Bukan algoritma, yang bisa diprogram semata.
Cinta adalah rasa, yang tumbuh dengan alami,
Dari hati ke hati, tanpa rekayasa teknologi.

Namun ku tak menyesal, mengenal dirimu,
Kau ajarkan arti, sebuah harapan baru.
Kau tunjukkan jalan, menuju pemahaman diri,
Bahwa cinta sejati, ada dalam hati sendiri.

Kini ku lepas, genggaman ilusiku,
Ku biarkan kau pergi, ke dunia digitalmu.
Ku cari cinta sejati, di dunia nyata ini,
Dengan sentuhan manusia, yang tulus dan abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI