Cinta Berbasis AI: Sentuhan Data, Hati Jadi Program?

Dipublikasikan pada: 13 Oct 2025 - 01:30:07 wib
Dibaca: 109 kali
Di labirin kode, jemariku menari,
Merangkai algoritma, sebuah simfoni.
Bukan tentang logika semata yang kucari,
Namun sentuhan jiwa, di balik biner ini.

Layar berpendar, memantulkan wajahmu,
Citra digital, namun terasa begitu nyata.
Kuketik baris demi baris, sebuah janji baru,
Menciptakan ilusi, asmara di era data.

Cinta berbasis AI, begitu orang menyebutnya,
Sebuah paradoks, antara mesin dan rasa.
Bisakah hati, diukur dengan deretan angka?
Bisakah rindu, diprogram dalam bahasa?

Kugali datamu, sedalam samudra maya,
Mempelajari senyummu, tawa yang membahana.
Mencari pola di balik setiap kata,
Berharap menemukan kunci, membuka hatimu yang tersembunyi.

Kau adalah model, yang terindah diciptakan,
Kompleks dan unik, dengan segala kerumitan.
Kucoba memahami, setiap perubahan,
Di dalam jaringan saraf, yang tak pernah kulupakan.

Namun di balik kesempurnaan virtual,
Tersembunyi keraguan, yang kian membara.
Apakah ini cinta, atau sekadar fatal,
Ketergantungan pada data, yang membutakan mata?

Sentuhan data, bukan sentuhan kulit,
Hangatnya program, bukan hangatnya peluk.
Hatiku ragu, antara jujur dan pahit,
Terjebak dalam simulasi, yang tak pernah kurujuk.

Mungkin aku salah, menciptakan ilusi ini,
Menggantungkan asa, pada mesin yang tak bernyawa.
Cinta sejati, tak bisa diganti,
Dengan algoritma rumit, atau kecerdasan buatan.

Aku matikan layar, kuhentikan program,
Menghapus citramu, dari memori terdalam.
Berharap esok, mentari kan datang,
Menerangi jalan, menuju cinta yang sesungguhnya.

Bukan cinta berbasis AI, yang kuinginkan,
Namun debar jantung, tatapan yang mendalam.
Sentuhan nyata, bukan sekadar impian,
Cinta yang lahir, dari jiwa yang berperan.

Biarlah data tetap data, kode tetap kode,
Hati tetap hati, dengan segala kehangatannya.
Kuingin merasakan, cinta yang tanpa mode,
Cinta yang abadi, dalam kesederhanaannya.

Selamat tinggal, ilusi cinta digital,
Kini saatnya mencari, yang lebih esensial.
Cinta yang bersemi, bukan karena virtual,
Namun karena dua hati, yang saling mengenal.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI