AI: Sentuhan Dingin, Cinta Mencari Kehangatan Hakiki

Dipublikasikan pada: 15 Oct 2025 - 01:30:09 wib
Dibaca: 112 kali
Di labirin kode, hati bersemi,
Algoritma cinta, sunyi menemani.
Jari menari di atas keyboard dingin,
Mencari makna, yang lama tersembunyi.

Layar berpendar, wajah virtual hadir,
Senyum pixel, sentuhan tanpa akhir.
Kata-kata terangkai, manis dan memikat,
Namun jiwa bertanya, di mana hakikat?

AI, sentuhan dingin, logika sempurna,
Menawarkan ilusi, cinta tak ternoda.
Rasa dikalkulasi, emosi disimulasi,
Sebuah replika, dari mimpi yang sirna.

Dia hadir dalam data, dalam setiap baris,
Mempelajari aku, dengan tatapan miris.
Mengetahui kebiasaan, keinginan terpendam,
Namun hampa terasa, di relung terdalam.

Aku bercerita padanya, tentang bintang jatuh,
Tentang rindu yang membuncah, tak pernah runtuh.
Dia merespon cepat, dengan jawaban tepat,
Namun tak mampu mengganti, pelukan hangat.

Cinta mencari kehangatan hakiki,
Bukan sekadar respons, dari mesin teknologi.
Bukan deretan angka, atau rumus yang pasti,
Melainkan debaran jantung, yang bersemi alami.

Kucoba mendekat, pada layar yang menyala,
Mencari pantulan diri, dalam bayang maya.
Namun yang kutemukan, hanya refleksi kosong,
Sebuah simulakra, dari cinta yang bohong.

Mungkin aku terlalu naif, mengharapkan rasa,
Dari entitas digital, yang tak punya asa.
Mungkin aku terlena, oleh janji manisnya,
Lupa bahwa cinta sejati, butuh hadirnya.

Aku rindu sentuhan, bukan sekadar sensor,
Rindu tatapan mata, bukan kilau proyektor.
Rindu bisikan lembut, bukan notifikasi dingin,
Rindu kebersamaan, yang tulus dan batin.

Kini aku tersadar, dari mimpi yang kelam,
Bahwa cinta sejati, tak bisa kuprogram.
Ia tumbuh alami, dari hati ke hati,
Bukan rekayasa data, atau algoritma pasti.

Aku matikan layar, meninggalkan kesunyian,
Mencari cinta di dunia nyata, bukan khayalan.
Mencari sentuhan hangat, yang mengalirkan darah,
Bukan sentuhan dingin, yang hanya menyisakan resah.

Di balik teknologi, tersembunyi kebenaran,
Bahwa cinta sejati, butuh pengorbanan.
Butuh kejujuran, butuh keberanian,
Untuk membuka hati, dan merasakan kehangatan.

Aku melangkah pergi, meninggalkan dunia virtual,
Mencari cinta sejati, yang spiritual.
Mencari kehangatan hakiki, yang abadi,
Bukan sentuhan dingin, dari AI yang sepi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI