Algoritma Cinta: Sentuhan Layar, Hati Bertahan Luka

Dipublikasikan pada: 17 Oct 2025 - 00:00:14 wib
Dibaca: 104 kali
Di balik layar kaca, jemari menari lincah,
Menyusun kode asmara, di dunia maya yang fana.
Algoritma cinta, terukir dalam barisan data,
Mencari wajahmu, di antara jutaan nama.

Sentuhan layar, awal mula cerita,
Profilmu terpampang, bagai lukisan dewi surga.
Jantung berdebar kencang, irama tak terkendali,
Terjebak dalam pesona, yang tersembunyi di balik sunyi.

Kau hadir bagai notifikasi, pesan singkat yang dinanti,
Emotikon senyum, pengganti sapaan pagi.
Percakapan daring, mengalir tanpa henti,
Merajut benang harapan, di antara virtualisasi.

Namun, dunia maya tak selalu nyata,
Ada filter yang menutupi, ada kebohongan yang tersembunyi.
Kata-kata manis, bagai racun yang memabukkan,
Menjebak hati yang rapuh, dalam labirin keraguan.

Kau kirimkan foto, wajah yang sempurna,
Namun, benarkah itu dirimu, tanpa sentuhan rekayasa?
Aku bertanya pada diri sendiri, berulang kali,
Apakah cinta ini nyata, atau hanya ilusi?

Semakin dalam ku menyelami,
Semakin terasa hampa, di ruang digital ini.
Sentuhan layar, tak mampu menggantikan,
Hangatnya pelukan, dan tatapan mata yang jujur.

Algoritma cinta, ternyata tak seindah teori,
Rumus yang kompleks, tak mampu menjamin kebahagiaan abadi.
Hati ini terluka, oleh janji-janji palsu,
Oleh harapan yang pupus, di tengah riuhnya dunia baru.

Kau pergi menghilang, tanpa jejak yang berarti,
Meninggalkan aku sendiri, dalam kesunyian sepi.
Profilmu lenyap, dari daftar pertemanan,
Seolah tak pernah ada, kisah cinta yang pernah kita ukirkan.

Kini, sentuhan layar terasa hambar,
Mengingatkan aku pada luka yang membekas samar.
Algoritma cinta, yang dulu kurasa indah,
Kini menjelma menjadi penjara, yang tak berujung dan berpindah.

Namun, hati ini tetap bertahan,
Mencoba mengobati luka, dengan kekuatan iman.
Mungkin, suatu saat nanti,
Aku akan menemukan cinta sejati, di dunia nyata ini.

Bukan lagi sentuhan layar yang ku cari,
Melainkan sentuhan jiwa, yang abadi dan tak terperi.
Belajar dari kesalahan, di masa lalu yang kelam,
Membangun cinta yang tulus, tanpa rekayasa dan tanpa dendam.

Meski luka membekas, di relung hati yang terdalam,
Aku percaya, cinta sejati akan datang, pada saat yang tepat dan berhikmah.
Bukan di dunia maya, yang penuh dengan kepalsuan,
Melainkan di dunia nyata, di mana kejujuran menjadi landasan.

Dan biarlah algoritma cinta, menjadi pelajaran berharga,
Bahwa kebahagiaan sejati, tak bisa dibeli dengan data dan rekayasa.
Melainkan dengan ketulusan, kesetiaan, dan kepercayaan,
Yang tumbuh dan berkembang, di dalam hati yang penuh cinta.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI