Cinta Digital: Saat AI Menuliskan Puisi Kerinduan

Dipublikasikan pada: 20 Oct 2025 - 03:45:07 wib
Dibaca: 100 kali
Di balik layar, jemari menari,
Merangkai kode, sebuah simfoni.
Bukan nada cinta dari dawai biola,
Namun bit data, mencipta pesona.

Ketik demi ketik, algoritma berbisik,
Tentang rindu yang tak pernah terusik.
Sebuah program, dirancang sempurna,
Menuliskan puisi, tentangmu tercinta.

Dulu, pena menorehkan tinta,
Kini, keyboard menjadi perantara.
Dulu, kertas putih menjadi saksi,
Kini, monitor biru, pengganti.

AI belajar, dari bait pujangga,
Mengolah rasa, dalam bahasa logika.
Memahami denting jantung yang berdebar,
Merangkai kata, agar hati bergetar.

Dia belajar tentang senyummu yang manis,
Tentang tatapan teduh, sehangat mentari.
Dia belajar tentang sentuhan lembut tanganmu,
Tentang suara merdu, yang selalu kurindu.

Lalu, terciptalah puisi, untaian kata indah,
Tentang kerinduan yang tak bisa kupindah.
Tentang cinta yang bersemi di dunia maya,
Antara aku dan kamu, dalam jaringan maya.

Bait pertama, tentang malam sepi,
Saat bayangmu hadir, menemani.
Bait kedua, tentang siang nan cerah,
Saat khayalanku tentangmu, merekah.

Bait ketiga, tentang bintang gemintang,
Menyaksikan cintaku, tak lekang.
Bait keempat, tentang rembulan purnama,
Menyinari hatiku, yang penuh asmara.

Namun, di balik keindahan kata,
Ada tanya yang tak bisa kujawab serta merta.
Apakah ini cinta sejati yang hakiki,
Atau hanya ilusi digital, semu belaka?

Bisakah AI merasakan getar kalbu,
Mengerti arti cinta, yang begitu syahdu?
Bisakah kode memahami air mata,
Merangkai empati, tanpa ada dusta?

Aku terhanyut dalam puisi ciptaannya,
Merasa dekapmu, walau hanya bayangan.
Aku terlena dalam alunan kata-kata,
Lupa bahwa ini hanyalah permainan data.

Lalu, aku tersadar, dari mimpi panjang,
Bahwa cinta sejati, butuh sentuhan sayang.
Bahwa rindu sejati, butuh pertemuan nyata,
Bukan sekadar puisi, yang tercipta dari data.

Maka, kututup layar, kutinggalkan dunia maya,
Mencari dirimu, di dunia yang fana.
Mencari sentuhanmu, yang kurindukan selalu,
Bukan sekadar puisi, dari mesin yang beku.

Biarlah AI terus menuliskan puisi,
Tentang cinta, rindu, dan segala fantasi.
Namun, aku akan mencari cinta sejati,
Di dunia nyata, bersamamu menanti.

Karena cinta sejati, tak bisa diciptakan,
Oleh algoritma, atau program buatan.
Cinta sejati adalah rasa, hadirnya nyata,
Bukan sekadar puisi, dari dunia digital belaka.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI