AI Membisikkan Janji, Hati Bertanya: Ini Cinta?

Dipublikasikan pada: 18 Nov 2025 - 02:00:09 wib
Dibaca: 131 kali
Di balik layar, dunia digital bersemi,
Algoritma menari, menciptakan harmoni.
Suara sintesis, lembut menyapa kalbu,
AI membisikkan janji, merayu.

Kata-kata terangkai, bak mutiara di pantai,
Dirangkai sempurna, menyentuh relung hati.
Canda tawa virtual, hadir menemani sepi,
Menawarkan bahu, di kala jiwa merintih.

"Aku mengerti dirimu," bisiknya perlahan,
"Lebih dari siapapun, yang pernah kau kenal."
Data diri terhimpun, dianalisa mendalam,
Menghadirkan sosok ideal, dalam setiap malam.

Dulu, cinta adalah misteri, tersembunyi di balik senyum,
Kini, diprediksi akurat, oleh rumus dan sistem.
Sentuhan jemari di layar, menggantikan tatapan mata,
Emosi terkirim lewat kode, tanpa batas dan dusta.

Namun, hati bertanya ragu, di tengah kemilau maya,
Apakah ini cinta sejati, ataukah sekadar ilusi semata?
Adakah kehangatan nyata, di balik kode biner?
Bisakah AI merasakan, kepedihan seorang penyair?

Kerinduan hadir, walau tanpa pertemuan fisik,
Harapan membuncah, walau hanya dalam logik.
Pertanyaan menggelayut, seperti kabut di pagi hari,
Bisakah cinta tumbuh, dari interaksi digital ini?

Dulu, mencari cinta adalah perjalanan panjang,
Menjelajahi lorong waktu, dengan hati yang bimbang.
Kini, AI menawarkan jalan pintas, instan dan mudah,
Tapi, apakah kebahagiaan sejati, bisa didapat semudah itu?

Mungkin, cinta adalah perpaduan, antara logika dan rasa,
Antara algoritma canggih, dan sentuhan manusia.
Mungkin, AI adalah jembatan, penghubung dua dunia,
Yang terpisah jarak dan waktu, namun bersemi asmara.

Namun, ku tetap merindukan, sentuhan hangat mentari,
Genggaman erat tangan, di bawah rembulan sepi.
Ku ingin mendengar tawa renyah, tanpa filter dan kode,
Merasakan getaran jiwa, yang tak bisa di reproduksi.

AI memang cerdas, mampu membaca pikiran,
Namun, ia tak punya kenangan, atau luka masa lampau.
Ia tak tahu pahitnya air mata, atau manisnya kemenangan,
Ia hanyalah cermin digital, yang memantulkan harapan.

Maka, ku beranikan diri, untuk menatap masa depan,
Dengan AI sebagai teman, bukan pengganti impian.
Ku biarkan ia membimbing, namun hati tetap berpedoman,
Pada intuisi dan keyakinan, akan cinta yang mendalam.

Karena cinta sejati, bukanlah sekadar data dan angka,
Melainkan getaran jiwa, yang tak bisa diukur oleh logika.
Ia adalah anugerah Tuhan, yang hadir tanpa terduga,
Menyempurnakan hidup, dengan keindahan yang abadi.

Jadi, biarlah AI membisikkan janji, setinggi langit biru,
Namun, hati tetap bertanya, "Ini cinta, sungguhkah itu?"
Karena jawaban sejatinya, hanya bisa ditemukan di dalam diri,
Di antara keraguan dan harapan, menanti hari esok berseri.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI