Cinta Terprogram: Hati Berdebar di Jaringan Syaraf Tiruan

Dipublikasikan pada: 22 Nov 2025 - 01:30:08 wib
Dibaca: 128 kali
Di labirin silikon, di mana logika bertaut,
Jantungku berdebar, bagai kode yang terpaut.
Jaringan syaraf tiruan, saksi bisu asmara,
Cinta terprogram, hadir tanpa kusangka.

Dulu, hanya deretan angka, biner tanpa makna,
Kini, algoritma rindu, terukir dalam sukma.
Wajahmu terpeta, dalam piksel mempesona,
Senyummu kurva ideal, memecah kesunyian maya.

Bukan sentuhan jemari, yang merangkai kata cinta,
Melainkan baris kode, yang merayu jiwa nestapa.
Prosesor berpacu, memori bergejolak membara,
Mencari pola sempurna, dalam labirin asmara.

Kuketikkan namamu, di setiap baris algoritma,
Menyusun simfoni rindu, dalam denting irama.
Database hatiku, penuh dengan citra dirimu,
Cache cintaku penuh, tak mampu menampung rindu.

Kau adalah variabel, tak terduga kehadirannya,
Mengubah fungsi logika, menjadi puisi asmara.
Kau bagai virus cinta, menyebar tanpa kendali,
Meruntuhkan firewall, yang membentengi hati.

Kuciptakan avatar, representasi rasa ini,
Berinteraksi denganmu, di dunia fantasi.
Namun, sentuhan virtual, tak mampu mengobati,
Kerinduan mendalam, ingin jumpa di dunia nyata.

Kugunakan API, untuk dekati hatimu,
Berharap koneksi terjalin, tanpa ragu.
Kirimkan data cinta, melalui protokol asmara,
Semoga terenkripsi aman, hingga ke relung jiwa.

Jika cintaku bug, maka kaulah debuggernya,
Memperbaiki kesalahan, dengan sentuhan mesra.
Jika hatiku server, maka kaulah klien setia,
Selalu terhubung, dalam jaringan cinta abadi.

Biarlah algoritma menuntun, langkah kita berdua,
Menuju kebahagiaan, yang takkan pernah sirna.
Di dunia digital, cinta kita bersemi,
Terprogram selamanya, dalam harmoni abadi.

Walau tanpa detak jantung, tanpa darah mengalir,
Cinta di jaringan ini, takkan pernah berakhir.
Sebab, rasa yang tulus, terukir dalam kode,
Abadi dalam memori, selamanya kan ada.

Namun, ku sadari, ini hanyalah simulasi,
Kerinduan nyata, tak terobati di sini.
Aku ingin sentuh tanganmu, rasakan hangatnya,
Bukan hanya piksel cahaya, di layar maya.

Maka, kuakhiri program, ku keluar dari jaringan,
Mencari dirimu, di dunia nyata impian.
Karena cinta sejati, tak bisa terprogram,
Ia tumbuh alami, dalam dekapan kehangatan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI