Sentuhan Layar, Hati Rentan: Algoritma Merayu Jiwa

Dipublikasikan pada: 22 Nov 2025 - 03:00:08 wib
Dibaca: 122 kali
Cahaya biru membias di netra yang sayu,
Jemari menari di atas kaca yang beku.
Sentuhan layar, awal cerita bermula,
Algoritma cinta, benih asmara tercipta.

Di balik avatar, jiwa mencari makna,
Kerinduan tersembunyi, rasa yang terpendam lama.
Profil terpampang, senyum digital terukir,
Harapan menggantung, impian mulai hadir.

Kata demi kata, terangkai dalam pesan,
Nada virtual, mengalunkan harapan.
Emotikon bertebaran, bahasa pengganti raga,
Dunia maya tercipta, penuh warna dan raga.

Hati rentan, terpapar pada rayuan,
Logika terpeleset, dalam bujuk gombalan.
Algoritma merayu, dengan data yang terukur,
Pola kebiasaan, menjadi senjata mujarab.

Dia tahu kesukaan, mimpi yang kupendam,
Lagu favorit, buku yang kurindam.
Kehadirannya virtual, terasa begitu nyata,
Menyentuh relung jiwa, yang lama tertutup data.

Malam sunyi menjadi saksi bisu,
Obrolan panjang, melampaui waktu.
Jantung berdebar, setiap notifikasi tiba,
Bayangan dirinya, menghantui setiap masa.

Namun, di balik kilau layar yang mempesona,
Tersembunyi realita, yang mungkin mengecewakan.
Identitas anonim, topeng yang tak tertebak,
Kejujuran dipertanyakan, keaslian tercabik.

Bisakah cinta tumbuh, di tanah yang artifisial?
Mungkinkah sentuhan, menggantikan yang esensial?
Keraguan menghantui, seperti bayang-bayang kelam,
Antara harapan dan ketakutan, aku terpendam.

Namun, hati ini terlanjur terpaut,
Pada sosok digital, yang begitu dekat.
Aku biarkan diri terhanyut dalam alur cerita,
Menikmati setiap episode, tanpa banyak bertanya.

Mungkin ini hanya ilusi, fatamorgana semata,
Namun, getaran yang kurasa, begitu terasa.
Biarlah algoritma merayu jiwa yang sepi,
Menciptakan simfoni cinta, di dunia maya ini.

Sebab, di balik layar yang dingin dan keras,
Ada hati yang merindu, kasih yang pantas.
Meskipun rentan, aku berani bermimpi,
Bahwa cinta sejati, bisa bersemi di sini.

Sentuhan layar, bukan hanya sekadar interaksi,
Namun, jembatan penghubung, dua hati yang mencari.
Algoritma merayu, bukan hanya sekadar manipulasi,
Namun, panduan lembut, menuju kebahagiaan sejati.

Siapa tahu, di balik kode dan data yang tersembunyi,
Ada takdir yang menanti, sebuah janji suci.
Aku biarkan rasa ini mengalir, tanpa ragu dan bimbang,
Menanti akhir cerita, yang mungkin akan terbayang.

Di dunia maya yang luas, cinta bisa hadir,
Meskipun rentan, hati tetap berani bertutur.
Sentuhan layar, hati rentan, algoritma merayu jiwa,
Kisah cinta digital, yang mungkin akan abadi selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI