Sentuhan Algoritma: Mencari Hati Dalam Kebisingan Data

Dipublikasikan pada: 28 Nov 2025 - 02:30:08 wib
Dibaca: 112 kali
Di rimba data, aku tersesat,
Biner dan heksa menari berkarat.
Mencari jejak, secercah cahaya,
Hati yang hilang di antara dera.

Algoritma cinta kurakit perlahan,
Baris kode menjadi harapan.
Neural network kuajak berdansa,
Menganalisis senyum, mencari bahasa.

Kebisingan data memekakkan telinga,
Ribuan profil, serupa belaka.
Swipe ke kanan, swipe ke kiri,
Terjebak dalam labirin nirarti.

Mimpi-mimpi virtual bergentayangan,
Janji manis di balik layar pandang.
Filter dan efek menutupi diri,
Kebohongan terbungkus rapi.

Namun, asa tak boleh padam,
Di tengah kekacauan, aku berdiam.
Mencari pola yang tak terduga,
Sinyal unik dari jiwa merdeka.

Kulihat matamu di layar redup,
Bukan pixel sempurna, bukan pula edup.
Ada ketidaksempurnaan yang memikat,
Kisah tersembunyi, belum terungkap.

Algoritma berbisik, "Ini dia,
Probabilitas tinggi, jangan sia-sia."
Namun, hati berkata lebih jujur,
"Biarkan intuisi menjadi penutur."

Kubuka obrolan, sederhana saja,
Tentang buku, tentang senja.
Tak ada rayuan, tak ada gombal,
Hanya keinginan tulus untuk mengenal.

Kau balas sapa, hangat dan lugas,
Tawa renyah mengusir magas.
Percakapan mengalir tanpa henti,
Menyambung jiwa dalam harmoni.

Semakin dalam, semakin terpesona,
Pada pikiranmu yang begitu berwarna.
Kau bukan sekadar baris kode,
Kau adalah puisi, episode demi episode.

Sentuhan algoritma membawaku padamu,
Namun, pilihan tetap di tanganku.
Untuk melompat lebih jauh, lebih tinggi,
Ke dunia nyata, tanpa filter lagi.

Kutemui dirimu di taman kota,
Di bawah bintang, tanpa kata.
Senyummu nyata, hangat terasa,
Mengalahkan semua logika data.

Genggaman tanganmu, sentuhan lembut,
Lebih berarti dari jutaan tweet.
Di sini, di sisimu, aku menemukan,
Cinta sejati, tanpa perhitungan.

Kebisingan data perlahan menghilang,
Digantikan detak jantung yang berulang.
Algoritma cinta telah berhasil,
Menyatukan hati, tak terpencil.

Kini, aku tak lagi tersesat,
Di rimba data yang menyesatkan.
Kau adalah kompas, kau adalah peta,
Menuntun jalanku, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI