Cinta Digital: Algoritma Rindu Bersemi di Layar Sentuh

Dipublikasikan pada: 30 Nov 2025 - 03:30:06 wib
Dibaca: 108 kali
Di balik kilau layar, jemari menari,
Merajut kata, mencipta simfoni hati.
Pixel-pixel bercahaya, saksi bisu cerita,
Tentang rindu yang bersemi di dunia maya.

Dulu, jarak membentang, samudra memisahkan,
Kini, algoritma cinta menjembatani impian.
Setiap notifikasi, denyut jantung berdebar,
Harapan terukir, dalam ruang obrolan yang lebar.

Senyummu hadir, dalam foto yang terunggah,
Tawa renyahmu, dalam rekaman suara yang megah.
Emotikon mewakili, rasa yang tersembunyi,
Bahasa kalbu, diterjemahkan teknologi.

Lelahku sirna, kala namamu hadir di layar,
Semangat membara, bak mentari pagi menyinar.
Dalam pesan singkat, tercurah segala rasa,
Janji setia, terpatri dalam dunia tanpa batas.

Namun, hati ini bertanya, penuh keraguan,
Bisakah cinta digital, sehangat pelukan?
Bisakah sentuhan virtual, menggantikan hadirmu nyata?
Bisakah algoritma, selamanya menjaga cinta?

Ku tatap wajahmu, dalam panggilan video,
Bayanganmu menari, di antara binar lampu neon.
Ku dengar suaramu, merdu bagai alunan nada,
Namun, rindu ini kian membara, tak terpadamkan.

Kuharap esok tiba, layar sentuh tak lagi menghalangi,
Bertemu wajah, bertatap mata, tanpa perantara teknologi.
Kuharap dekapmu nyata, bukan sekadar kode biner,
Cinta yang abadi, bukan ilusi dunia siber.

Mungkin algoritma hanyalah perantara,
Namun cinta sejati, hadir dari jiwa yang bersemayam.
Di balik layar sentuh, rindu terus mengalir,
Menanti saatnya, bersama dalam keabadian tak terukur.

Kelak, cerita cinta kita kan abadi terukir,
Bukan hanya dalam data, namun dalam setiap detik kehidupan.
Cinta digital hanyalah permulaan,
Untuk sebuah kisah nyata, yang penuh kehangatan.

Biarlah rindu ini terus bersemi,
Di antara angka dan kode yang menemani.
Hingga tiba saatnya, kita bersatu dalam harmoni,
Cinta yang digital, menjadi abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI