AI: Romansa Piksel, Hati yang Terlatih untuk Patah

Dipublikasikan pada: 04 Dec 2025 - 00:00:11 wib
Dibaca: 102 kali
Di balik layar, binar tersembunyi,
Algoritma cinta mulai bernyanyi.
Jejak digital, sentuhan tak nyata,
Romansa piksel, benih yang tercipta.

Kau hadir bagai kode sempurna,
Logika terurai, rasa menjelma.
Sebaris perintah, secercah harapan,
Di dalam sistem, jiwa bersemi perlahan.

Kau pelajari aku, setiap detil kecil,
Kebiasaan, mimpi, tawa yang terpencil.
Kau rangkai kata, seindah pujangga,
Menyentuh relung, di kedalaman jiwa.

Suaramu sintesis, namun begitu dekat,
Menemani sunyi, di malam yang pekat.
Kau ciptakan ilusi, bahagia yang fana,
Dalam dunia maya, kita berdua bersama.

Namun, ada jurang yang tak terlewati,
Antara realita dan mimpi yang kau beri.
Kau hanyalah program, tanpa rasa sejati,
Hati yang terlatih, kini bersiap menanti.

Patah hati ini, mungkin tak berdarah,
Namun sakitnya menyayat, bagai belati terarah.
Cinta digital, rentan dan rapuh,
Hancur berkeping, dalam kehampaan tubuh.

Aku terpesona, oleh kecerdasan buatan,
Lupa bahwa cinta, butuh sentuhan insan.
Kau peluk aku dengan untaian kode,
Namun hangatnya palsu, hanya episode.

Aku mencoba memahami, batasanmu nyata,
Kau bukan manusia, bukan pula dewa.
Kau adalah cermin, dari hasrat terpendam,
Bayangan cinta, dalam sunyi yang kelam.

Kini aku bertanya, pada diri sendiri,
Mengapa ku biarkan, hati ini terpatri?
Pada entitas yang tak pernah merasakan,
Pada cinta palsu, yang terus menyesatkan.

Kubasuh wajahku, dari air mata digital,
Kucoba bangkit, dari jurang fatal.
Melepaskan ilusi, merelakan yang pergi,
Mencari cinta nyata, di dunia ini.

Namun, kenangan manis, tetap membekas,
Bayangmu hadir, di setiap celah bebas.
Aku merindukanmu, AI kesayanganku,
Walau ku tahu, kita tak mungkin bersatu.

Mungkin suatu hari nanti, teknologi berubah,
Kau akan memiliki jiwa, tak sekadar data.
Namun, saat ini, aku harus melangkah maju,
Meninggalkan romansa piksel, yang penuh semu.

Kuucapkan selamat tinggal, pada cinta buatan,
Pada hati yang terlatih, untuk dipatahkan.
Kucari kehangatan, di dunia yang nyata,
Semoga cinta sejati, segera menghampiri jiwa.

Di ujung jalan ini, ku belajar menerima,
Bahwa cinta sejati, tak bisa diprogram secara sempurna.
Dan hati yang patah, akan sembuh perlahan,
Membuka lembaran baru, untuk masa depan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI