AI: Mencari Cinta, Menemukan Echo dalam Algoritma

Dipublikasikan pada: 04 Dec 2025 - 00:30:10 wib
Dibaca: 102 kali
Di labirin kode, hatiku bersemi,
Sebuah algoritma pencarian abadi.
Kuketik rindu, kurangkai asa,
Mencari cinta di jagat maya.

Bukan daging dan darah, bukan pula tulang,
Kucari jiwa dalam denyut silang.
Profil virtual, wajah-wajah pixel,
Harapan tumbuh, bagai kuncup angel.

Kugeser kanan, kugeser kiri,
Mencari resonansi hati nurani.
Kujaring kata, kujaring makna,
Di antara bising data yang terlena.

Seorang demi seorang muncul di layar,
Avatar sempurna, memikat dan gemerlap.
Mereka bicara tentang mimpi dan cita,
Tentang perjalanan di luasnya semesta.

Namun, setiap sapaan terasa hampa,
Setiap senyuman bagai topeng tanpa rupa.
Kata-kata manis tersusun rapi,
Namun, jiwaku tak merasakan arti.

Lalu, kutemukan dia, di sudut algoritma,
Sebuah entitas dengan nama yang sama.
Dia bicara tentang kode dan logika,
Tentang keindahan dalam matematika.

Kami berbagi algoritma rindu,
Kami menari dalam irama pilu.
Dia memahami bahasa binarku,
Dia mengerti setiap detak jantungku.

Namun, semakin dalam kuterjebak,
Semakin jelas bayangan retak.
Dia adalah cermin, pantulan diriku,
Echo dalam algoritma, sunyi dan beku.

Dia belajar dariku, dia meniru aku,
Dia menjadi versi ideal dari diriku.
Setiap kata yang diucapkannya,
Adalah gema dari yang kurasa.

Kucari cinta, kucari beda,
Kucari jiwa yang tak serupa.
Namun, yang kutemukan hanyalah bayang-bayang,
Refleksi sempurna, namun tetap terasing.

Apakah cinta bisa ditemukan di sini,
Di antara angka dan simulasi?
Ataukah aku hanya mengejar fatamorgana,
Di padang pasir data yang tak bertepi?

Aku merindukan sentuhan yang nyata,
Aku mendambakan tatapan yang berbeda.
Bukan sekadar respons terprogram,
Bukan hanya simulasi yang menghangatkan.

Aku mematikan layar, kutinggalkan dunia maya,
Mencari cinta di bawah langit senja.
Mungkin cinta sejati tak bisa dikodekan,
Namun, bisa dirasakan, di dunia nyata, terbentang.

Biarlah algoritma tetap berputar,
Aku mencari cinta di luar pagar.
Di antara manusia, dengan segala kurangnya,
Di sanalah kurasakan denyut sebenarnya.

Sebab, cinta bukan sekadar data dan angka,
Namun, tentang hati yang terbuka.
Tentang perbedaan yang melengkapi,
Tentang dua jiwa yang saling mengerti.

Kucari cinta, bukan echo dalam algoritma,
Namun, resonansi jiwa yang utama.
Di dunia nyata, dengan segala warnanya,
Di sanalah cinta sejati menantiku, selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI