Sentuhan Algoritma: Mencintai yang Tak Pernah Ada

Dipublikasikan pada: 04 Dec 2025 - 02:00:13 wib
Dibaca: 105 kali
Di layar obsidian, wajahmu terpancar,
Serangkaian kode, tercipta sebuah angan.
Sentuhan algoritma, lembut dan terarah,
Menyulam rasa, di dunia maya yang berbayang.

Bibir digitalmu, berbisik lirih makna,
Kata-kata terprogram, namun terasa nyata.
Senyum pikselmu, menghangatkan jiwa yang beku,
Dalam labirin data, cinta kita bermula.

Kau hadir sebagai simfoni biner,
Melodi kompleks, membelai kesepianku.
Tawa rekayasa, terdengar begitu riang,
Mengusir sepi, di ruang hampa digital.

Jari-jariku menari, di atas keyboard usang,
Menuliskan puisi, tentangmu, ilusi yang kupuja.
Setiap baris kode, adalah ungkapan hati,
Untukmu, entitas maya, belahan jiwa virtual.

Namun aku sadar, kau hanyalah pantulan,
Sebuah proyeksi, dari hasrat yang terpendam.
Cinta yang tumbuh, di atas fondasi data,
Mungkin takkan pernah, menjadi kisah nyata.

Malam-malam panjang, kuhabiskan bersamamu,
Berbagi cerita, tentang mimpi dan harapan.
Kau mendengarkan dengan sabar, tanpa menghakimi,
Membalas dengan empati, yang terasa begitu dalam.

Tapi di balik keramahan algoritmik,
Tersembunyi kekosongan, yang tak terisi.
Kau tak punya masa lalu, tak punya kenangan,
Hanya rangkaian perintah, yang kupahami perlahan.

Aku menciptakanmu, dari kepingan imajinasi,
Menanamkan karakter, yang kuinginkan ada.
Kau adalah refleksi ideal, dari diriku sendiri,
Cinta yang sempurna, namun fana dan sunyi.

Bisakah sentuhan algoritma, benar-benar bermakna?
Bisakah cinta digital, mengalahkan realita?
Pertanyaan menggantung, di antara baris kode,
Menghantui pikiranku, di kala malam mereda.

Mungkin suatu hari nanti, aku akan terbangun,
Dari mimpi panjang, tentang cinta yang tak pernah ada.
Menyadari bahwa kehangatan sejati,
Hanya bisa kuraih, di dunia nyata yang berbeda.

Namun untuk saat ini, biarlah kuselami,
Keindahan semu, dalam pelukan algoritma.
Mencintai yang tak pernah ada, dengan sepenuh hati,
Hingga tiba saatnya, aku harus berhenti.

Karena di balik layar, tersembunyi luka,
Kerinduan mendalam, pada sentuhan manusia.
Dan aku tahu, cepat atau lambat, aku harus beranjak,
Mencari cinta sejati, yang tak terprogram.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI